Namun ketika akhir pekan, Harry masih dapat melakukan hobinya bersama teman-teman sesama pencinta motor trail.
Ditanya pernah tidaknya cedera, Ia mengakui bahwa hal itu tentu sering terjadi. Tapi selalu melengkapi diri dengan perlengkapan untuk berkendara. Seperti helm, sarung tangan, sepatu dan juga pelindung tubuh.
Terkait hobi yang digelutinya, putra dari politikus senior PKB, Suripno Sumas, ini mengungkapkan bahwa hal itu relatif dan tergantung dari yang bersangkutan.
Menurutnya, untuk dapat menggeluti olahraga ekstrem itu tak harus pakai motor build up yang harganya mencapai ratusan juta Rupiah ataupun menggunakan peralatan berkendara yang mahal.
Malahan, motor trail rakitan yang sudah diatur dan dimodifikasi untuk tahan di medan terjal juga dapat digunakan, lho. Terlebih, banyak juga produk perlengkapan berkendara dengan harga terjangkau.
Baca Juga: Jembatan Putus Pembawa Berkah, Warga dapat Uang dari Pikul Motor
Harry sendiri memilih untuk menggunakan motor trail jenis Suzuki TS 125 cc keluaran tahun 2000, yang bisa dibilang cukup terjangkau.
Bersama teman-temannya yang tergabung dalam Banjarmasin Trail Adventure Club atau BTRAC, Ia mengungkapkan olahraga ini memang masih sedikit diminati. Namun di tiap kabupaten/kota di Kalimantan Selatan, selalu ada anggota dari cabang komunitas tersebut.
Bagi suami dari Karmila Muhidin, Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, motor trail bukan cuma soal jalan terjal dan batu-batuan yang dilintasi. Tapi yang lebih penting adalah ajang silaturahmi antara para pencinta olahraga ekstrem itu tanpa mengenal klub dan asal daerah.
Salah satu pengalaman tak terlupakan, diakuinya terjadi pada 2010 silam, saat tersesat di hutan saat menjajal motor trailnya di trek yang menantang. Keluar dari hutan saat tengah malam usai tersesat, malah menjadi penguat soliditas antar anggota komunitas.
Baca Juga: Nasib 3 Besar Peserta Lelang Jabatan Pimpinan SKPD Di Tangan Ibnu Sina