Herry mengungkapkan, di setiap pasar ada ada petugas yang berpatroli dan berworo-woro. Para petugas akan selalu mengimbau para pedagang dan pengunjung untuk mengenakan masker dan menjaga physical distancing.
Di setiap pasar ada 4-5 petugas yang bertugas bergantian sejak pagi hingga malam hari.
"Ada 37 pasar dengan sekitar 17.000-an pedagang. Untuk pengawasannya memang cukup sulit. Oleh karenanya, kita gunakan metode piket dan pakai toa buat woro-woro,” jelas Herry.
Baca Juga: BI: Sulsel Mampu Jadi Pusat Industri Halal di Kawasan Timur Indonesia
Di luar itu, Herry menyarankan kepada pengunjung untuk mencatat belanjaanya agar lebih mudah berbelanja dan lebih cepat.
“Kalau bisa masuk ke pasar itu punya list belanjaan, begitu sudah beres segera pulang. Kalau demam lebih baik tidak masuk pasar,” tuturnya.
Sedangkan untuk pedagang disarankan untuk menggunakan sarung tangan. Hal tersebut untuk memutus penyebaran virus Covid-19.
Baca Juga: Bangkitkan UMKM, Denpasar Buat Pasar Gotong Royong hingga Desember 2020