Perpusnas Tegaskan bahwa Keluarga Harus Jadi Motor Gerakan Literasi

19 Agustus 2020 12:36 WIB
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando ( Perpustakaan Nasional)

Syarif menambahkan, mendampingi anak-anak kita dalam memanfaatkan gawai adalah hal yang penting.

Sebab banyaknya permainan dalam gawai yang berpotensi menghambat kegemaran minat anak-anak untuk membaca.

Layanan digital Perpusnas Layanan digital (online) Perpusnas terdiri dari pengajuan International Standard Book Number (ISBN) dan Online Public Access Catalog (OPAC). Selanjutnya Indonesia OneSearch (IOS), Keanggotaan online (K-OL), e-Resources dan Khasanah Nusantara (Khastara).

Baca Juga: Rayakan HUT IPI, Kepala Perpusnas Ingatkan Janji IPI dan Evaluasi

“Perpustakaan nasional terus melakukan berbagai terobosan dan memiliki aplikasi untuk memastikan bahwa perpustakaan nasional dapat dijangkau seluruh masyarakat,” tambah Syarif.

Sementara itu Bunda Literasi Kota Bogor Yane Ardian mengatakan setiap anak punya gaya belajarnya yang berbeda. Tidak bisa digeneralisir. Mereka pun adalah peniru yang ulung. Mampu menangkap sesuatu dengan cepat. Pun, dalam menanamkan kebiasaan membaca di rumah. Perlu contoh dari para orang tua agar mereka mau mengikuti. 
 
"Anak-anak harus diberi pemahaman kalau membaca akan memberikan banyak manfaat. Tapi, jika dibiarkan tanpa pendampingan mereka akan malas-malasan, " kata Yane

Dalam banyak kesempatan selama melakukan road show sekitar Kota Bogor, Bunda Literasi kerap menemukan sejumlah alasan kenapa anak-anak kurang menggemari membaca. Mayoritas jawaban yang dilontarkan mereka adalah karena kurangnya keteladanan dari para orang tua seperti melakukan pendampingan. 
 
 
Yane menekankan para orang tua sedari dini bisa melakukan brain wash (cuci otak) kepada anak-anak dalam artian menanamkan pentingnya membaca sebagai bekal hidup. Membekali mereka dengan buku sama dengan memberikan mereka bekal untuk mencapai cita-cita. 
 
"Kampanye ini tidak akan maksimal jika kita tidak tahu manfaatnya . Jadi, bukan sekedar seremoni, " tambah Yane. 
 
Dalamkesempatan yang sama Pustakawan Perpustakaan Nasional Rifa Fadila menambahkan bahwa aktivitas literasi bisa dimainkan orang tua dengan metode read aja loud, misalnya.  Metode read aja loud memberikan pesan kepada anak-anak kalau membaca itu menyenangkan. Tidak membosankan. Jika sering dilakukan, anak-anak yang belum mampu membaca pun akan merekam sehingga akan tumbuh kebiasaan seiring waktu. 
 
"Yang terpenting pahami dulu apa yang dibacakan sebelum mulai melakukan aktivitas read a loud. Lalu, perhatikan intonasi agar yang disampaikan menjadi lebih menarik bagi anak-anak, " ujar Rifa Fadila.

Webinar Pembudayaan Kegemaran Membaca Seri 2 ini diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional RI bekerja sama dengan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Bogor.

Dalam Webminar ini menghadirkan narasumber Hj. Yane Ardian, S.E., M.Si, Bunda Literasi Kota Bogor dan Rifa Fadilah, Pustakawan Perpustakaan Nasional RI.

Baca Juga: Webinar Perpusnas dan Bappenas: Bangkit dari Pandemi dengan Literasi

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm