Sonora.ID - Direktorat Jendral Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja/ Dirjen PHI-JSTK Haiyani Rumondang mengatakan, masih adanya kesenjangan terkait pekerja laki-laki dan perempuan di Indonesia. Hal tersebut di sampaikan Haiyani dalam diskusi virtual, Rabu (19/08).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja pada Februari 2019 meningkat sebesar 2,24 juta orang jika dibandingkan dengan Februari 2018 menjadi 136,18 juta orang.
Berdasarkan jenis kelaminnya, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) masih didominasi laki-laki dengan partisipasi sebesar 83,18%. Sementara itu, TPAK perempuan hanya sebesar 55,5%.
Baca Juga: Uang Rupiah Edisi Khusus Rp 75 Ribu Sudah Bisa Dipesan Online
“Meskipun tahun lalu mengalami peningkatan signifikan, namun dibandingkan laki-laki pekerja perempuan turun drastis,” ungkap Haiyani.
Selain itu, lanjut Haiyani, masih adanya ketimpangan upah/gaji pekerja laki-laki dan perempuan akibatnya berdampak pada ekonomi negara.
“Laki-laki 2 juta, perempuan 1 juta, dan kami juga menerima pengaduan terjadinya diskriminasi pekerja perempuan,” ungkap Haiyani.
Baca Juga: Pendidikan Militer Masuk Kampus, Stafsus: Amanat UU tentang Komponen Cadangan
Haiyani menjelaskan, partisipasi angkatan pekerja perempuan didominasi oleh tiga lapangan pekerjaan utama yaitu pertanian, perhutanan dan perikanan.
“Termasuk juga perdagangan besar, perdagangan eceran juga industri pengolahan. Selain dari itu disektor informal ternyata memang lebih luas lagi sebanyak 61,35% atau sekitar 6 dari 10 pekerja perempuan bekerja di sektor informal,” ungkap Haiyani.
Haiyani menambahkan, saat ini Kementerian Tenaga Kerja sedang menyiapkan peraturan-peraturan pelaksanaan untuk memperbaiki iklim ketenagakerjaan di masa depan.
Baca Juga: Warganet Heboh, 50 Pekerjaan Yang Diklaim Haram, Salah Satunya Koperasi Simpan Pinjam