Banjarmasin, Sonora.ID – Baru sekitar satu tahun berdiri dan mendeklarasikan diri, Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia telah memiliki perwakilan di 13 kabupaten kota di Kalimantan Selatan.
Bahkan saat ini hampir di seluruh kecamatan juga sudah terbentuk ranting-ranting kepengurusan.
“Saat ini keberadaan Partai Gelora Indonesia di tiap kecamatan di daerah ini hampir sekitar 80 persen,” tutur Ketua DPW Partai Gelora Indonesia Kalimantan Selatan, Riswandi, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Kunker ke Polres Landak, Kapolda Kalbar Tekan Kesiapan Hadapi Karhutla hingga Pilkada 2020
Jumlah tersebut baginya sangat membanggakan, mengingat dari segi usia, partai berlambang gelombang yang didominasi warna biru laut itu masih tergolong sangat muda.
Menyebarnya kader-kader di kepengurusan yang ada di seluruh kabupaten/kota di provinsi ini menjadi bekal bagi partainya untuk menyiapkan diri mengikuti Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) pada tahun 2024 mendatang
Mengingat adanya syarat batas bagi partai politik peserta Pileg untuk dapat maju dalam perebutan kursi, yang salah satunya dari perbandingan jumlah penduduk dengan kader.
Baca Juga: IPW Duga Rencana Reshuffle 18 Menteri, Prabowo jadi Menteri Pertanian?
“Sebagai contoh, di Kota Banjarmasin ada 800 ribu penduduk, jadi minimal Partai Gelora di Banjarmasin harus memiliki 800 ratus kader,” jelas politikus senior yang pernah duduk jadi anggota DPRD Kalimantan Selatan selama tiga periode, yakni 2004, 2009 dan 2014 lalu, ketika masih menjadi bagian dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Saat ini menurutnya, kader-kader Partai Gelora Indonesia di beberapa d
aerah sudah memenuhi syarat, yang terus disiapkan untuk dapat maju pada Pileg mendatang.
Seperti di Kota Banjarmasin dan Banjarbaru, yang bahkan sudah melebihi dari yang ditargetkan.
Sementara untuk kabupaten lainnya, Riswandi mengungkapkan pengurus di tingkat provinsi dan kabupaten/kota juga terus melakukan upaya untuk meningkatkan jumlah kader.
Sehingga nantinya partai yang di tingkat pusat dipimpin oleh Anis Matta itu dapat menjadi salah satu yang diperhitungkan dalam perpolitikan di Banua.
Baca Juga: Hingga Kini Praktik Kesenjangan Pekerja Antara Laki-Laki dan Perempuan Masih Terjadi