Sonora.ID - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari mengatakan jika Mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo dinilai belum cukup kuat untuk bisa maju dalam Pilpres 2024 mendatang.
Hal tersebut ia utarakan saat wawancara bersama Kompas Tv pada Kamis (20/8/2020).
Nama, Gatot Nurmantyo kembali mencuat ke permukaan karena dirinya menjadi salah satu tokoh dalam mendeklarasikan gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta setelah hari kemerdekaan RI, Selasa (18/8/2020).
Menurut Qodary, elektabilitas Gatot masih belum kuat untuk Pilpres mendatang.
Baca Juga: AHY Unggah Foto Bareng Prabowo, Warganet: Pasangan Ideal Pilpres 2024
Ia membeberkan, jika memang Gatot kuat, maka sudah pasti dia dipinang oleh partai politik untuk maju di Pilpres 2024.
"Belum kuat, karena kalau memang kuat nama beliau maju di Calon Presiden 2019. Karena partai politik itu kan sangat berkepentingan dan berkeinginan untuk menang," kata Qodari.
"Kalau ada calon populer mereka pasti akan memberikan dukungan, bahwa realitanya akhirnya tidak ada memberikan dukungan pada Pak Gatot." tambah dia.
Dirinya menilai, elektabilitas Gatot masih kalah jika dibandingkan dengan Prabowo Subianto dan Joko Widodo.
"Sebetulnya juga memberikan pesan implisit bahwa Pak Gatot elektabilitasnya tidak cukup tinggi untuk bersaing dengan Pak Jokowi dan Pak Prabowo pada saat itu," katanya.
Baca Juga: Kalahkan Anies, Prabowo Kantungi Elektabilitas Tertinggi di 6 Lembaga Survei
Lebih lanjut, Qodari menyarankan kepada Gatot untuk bisa mencontoh senior-seniornya sesama jenderal yang mendirikan partai politik terlebih dahulu jika ia ingin maju jadi calon Presiden.
Seperti Prabowo misalnya yang telah mendirikan Gerindra dan Wiranto dengan Hanura.
Qodari menyebut, mereka telah berjuang dari nol untuk bisa maju pada Pilpres.
"Dan kalau memang Pak Gatot amat serius maju calon Presiden, beliau akan melakukan langkah-langkah yang dilakukan oleh Prabowo Subianto, kemudian Pak Wiranto.”
Baca Juga: Pandemi Covid-19, Prabowo Jadi Calon Presiden Terkuat berdasarkan Survei
“Kita tahu bahwa mereka beliau-beliau adalah Jenderal notabenenya sama seperti Pak Gatot dan mereka menempuh jalan sulit untuk mendirikan partai politik sebagai kendaraannya maju di Pilpres." kata dia.
Selain itu, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun berhasil menjadi Presiden dua periode setelah mendirikan partai Demokrat.
"Bahkan pada masa sebelumnya ada contoh lain Pak SBY mendirikan Partai Demokrat betul-betul dari nol," kata Qodari.
"Kemudian berproses kemudian mendapatkan suara, memenuhi syarat dan menjadi Calon Presiden."
Baca Juga: Mengapa Putusan Pilpres 2019 Baru Di-Publish? Ini Jawaban MA
Artikel ini telah tayang di Kompas.tv dengan judul Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo Dinilai Belum Cukup Kuat untuk Maju Pilpres 2024.