Makassar, Sonora.ID - Petugas Damkar Kota Makassar menemui kendala saat memadamkan api di sejumlah lokasi.
Salah satunya sikap masyarakat. Biasanya banyak warga berkerumun di tempat kejadian, sehingga menghambat armada pemadam mendekati titik kebakaran.
"Di lokasi kebakaran itu biasanya warga sudah berkumpul, ini menghambat armada masuk ke lokasi kebakaran," ujar Plt Kepala Damkar Kota Makassar, Elo Dewata dalam siaran talkshow SmartFM bertajuk Makassar Insight, Kamis (27/8/2020).
Kesulitan lainnya saat tim pemadam tiba di lokasi. Warga langsung menarik selang yang terkadang belum terhubung dan langsung ditarik tidak beraturan.
Baca Juga: Buktikan Pub Jadi Diskotek, Puluhan Personel Pol PP Diterjunkan
Bahkan mereka mengatur titik mana saja yang harus disemprot terlebih dahulu.
"Warga berinisiatif untuk membantu. Ada juga yang mengarahkan armada dan mengatur harus disemprot ini dan itu, belum lagi kalau dia memaksa untuk menyemprot," ujarnya
Menurutnya, hal ini disebabkan karena masyarakat terlalu panik dengan peristiwa kebakaran yang melanda.
"Kami sudah ada strategi dan perencanaan untuk mengatasi api. Petugas di lapangan sudah terlatih," tegasnya.
Baca Juga: Amien Rais Blak-blakan Sebut yang Bakar Gedung Kejagung Orang Dalam
Kedepan, warga diimbau menyerahkan upaya pemadaman kepada personel damkar yang bertugas.
Akibat sikap yang berlebihan, kerap terjadi kerusakan armada usai dikerahkan memadamkan api. Seperti selang yang putus.
"Kami sudah cukup terbantu jika warga mengamankan titik lokasi, dan jangan berada di dekat titik api yang dapat mengganggu ruang gerak damkar," jelasnya
Sejauh ini, telah terjadi 22 kasus kebakaran di Kota Makassar. Angka ini meningkat dibandingkan data insiden kebakaran yang dirilis Juli lalu yang hanya 11 kasus.
Sementara jika dihitung sejak Januari hingga Agustus 2020, tercatat 87 kasus kebakaran.
Baca Juga: Rawan Kebakaran, Pj Wali Kota Makassar: Mainkan Listrik Penyebabnya
Plt Kepala Damkar Kota Makassar, Elo Dewata menambahkan sebagian besar kebakaran disebabkan arus pendek listrik, disusul lilin, kebocoran kompor, dan obat nyamuk.
"Kita memasuki musim kemarau. Rentan terjadi kebakaran. Terparah di bulan Agustus, sudah ada 22 kasus. Paling banyak sepanjang tahun ini," jelasnya.
Elo memaparkan 3 kasus kebakaran terparah sepanjang tahun ini. Diantaranya di pasar senggol, menghanguskan 30 rumah dan kios. Disusul hampir 100 rumah di pasar panampu.
Kemudian yang baru-baru ini di jalan bandang berupa dua petak ruko. Di lokasi ini, api sulit dipadamkan, karena banyak barang yang mudah terbakar seperti oli dan suku cadang kendaraan.
"Di sana kemarin, yang terbakar itu toko spare part mobil. Banyak bahan yang mudah terbakar. Asap banyak mengepul. Ada anggota kami yang pingsan karena kehabisan napas. Untuk masih bisa tertolong," tutupnya.
Baca Juga: Rawan Kebakaran, Pj Wali Kota Makassar: Mainkan Listrik Penyebabnya