Sementara, Rektor Unhas Prof Dwia Aries Palubuhu, yang juga menjadi pembicara pada seminar ini mengatakan, pihaknya mulai memberi pelatihan bagi pendamping dan educator yang akan turun ke masyarakat.
"Unhas sebagai human university yang menaruh perhatian pada kemanusiaan siap melakuan training untuk educator, pendamping dan mahasiswa bisa kami libatkan, sebab kanker tidak hanya berhubungan dengan pengobatan medis namun yang lebih penting adalah pengobatan kecemasan dan ketakutan-ketakutan yang hadir pada diri pasien," jelas Dwia.
Selain memfasilitasi pendamping, Prof Dwia juga menyebutkan, fasilitas medis yang dimiliki Pusat Pengobatan Kanker Unhas telah memenuhi standar untuk dapat dikatakan yang terbaik di Indonesia Timur.
Baca Juga: Siapa Sangka, Ternyata Kanker Serviks Bisa Sembuh Cuma dengan Hindari Makan-makanan ini
"Selain bisa mendukung edukasi, Unhas juga siap melakukan pelayanan RS Unhas melalui Cancer Centre yang terbaik di Indonesia Timur, yang terdapat kemo centre yang menggunakan Linear Accerelator yang sangat baik dan lebih nyaman kepada pasien kanker," kata Prof Dwia.
Selain itu, kata dia, di pusat perawatan penderita kanker ini, juga menyediakan perawat khusus untuk para penderita kanker yang memerlukan berbagai teknik perawatan khusus.
"Yang paling penting adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk pencegahan dan deteksi dini. Kita lihat kanker menjadi masalah bukan terhadap pasien itu sendiri, namun menjadi masalah bersama dalam keluarga akan mengganggu kehidupan ekonomi sosial, maka tidak ada kata lain, harus kita lawan bersama," tegasnya.