Makassar, Sonora.ID - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulsel, Lies F Nurdin, menghadiri puncak Festival Aksara Lontara 2020 yang digelar di Gedung Perpustakaan dan Arsip Daerah jalan Sultan Alauddin, Makassar.
Lies mengaku bangga dengan digelarnya Festival Aksara Lontara. Menurutnya, lontara adalah jejak masa lalu masyarakat Makassar-Bugis yang harus dilestarikan.
"Budaya Lontara ini harus kita kembangkan, karena itulah budaya kita. Dengan adanya kegiatan ini, kami ikut serta sebagai support. Semua negara yang menghargai budayanya akan besar, mudah-mudahan kita Sulawesi Selatan juga akan begitu," kata Lies.
Baca Juga: DPK Sulsel Kembalikan Kejayaan Aksara Lontara Lewat Festival Internasional
Sementara, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Sulsel Hasan Sijaya, menuturkan, tantangan terbesar dalam menjaga kelestarian Aksara Lontara adalah membangun pemahaman atas pentingnya memelihara warisan leluhur.
Untuk itu, kata Hasan, pihaknya terus memberi fasilitas bagi budayawan, seniman maupun sastrawan, untuk menumbuhkembangkan aksara ini.
"Upaya kita saat ini untuk melestarikan Aksara Lontara di masyarakat adalah dengan selalu memfasilitasi para budayawan, seniman dan sastrawan, untuk menumbuhkembangkan Aksara Lontara, baik melalui seminar, sosialisasi maupun kegiatan yang dikemas dalam berbagai bentuk," jelas Hasan.
Baca Juga: Java Festival Hadirkan Melomaniac: Soulnation Virtual Edition
Sebagai catatan, di Indonesia terdapat 706 bahasa daerah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Namun, tidak semua bahasa daerah yang tersebar di Nusantara ini memiliki Aksara untuk merekam nilai-nilai budaya yang ada dalam masyarakat pemilik Bahasa itu. Bahasa Daerah yang memiliki Aksara adalah Jawa, Bali, Sunda, Makassar-Bugis, Batak dan Rencong.
Salah satu Bahasa Daerah yang cukup beruntung adalah Bahasa Bugis-Makassar. Sebab bahasa daerah ini memiliki Aksara yang dapat merekam atau mencatat nilai-nilai luhur (Indigeneous Knowledge) yang disebut dengan “Paseng” yang artinya Pesan-Pesan Adat Istiadat.
Baca Juga: Wakil Gubernur Sulsel Sebut Pencak Silat Adalah Budaya Indonesia
Aksara Lontara merupakan lambang identitas daerah dan alat transformasi nilai-nilai luhur yang sangat berharga. Untuk itu, Aksara Lontara adalah salah satu aset kekayaan budaya yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai aset pembelajaran budaya nasional dan objek wisata budaya daerah.
Dalam kesempatan itu, terpilih Deviyanti Faisal sebagai Duta Aksara Lontara Sulawesi Selatan, yang nantinya bertugas mendukung segala kegiatan yang dapat meletarikan Aksara Lontara di masyarakat.
Baca Juga: FLAVS Virtual Festival, Meski Streaming Penonton Tetap Bisa Pilih Stage