Syafrul menjelaskan, tingginya kasus kebakaran lahan di Sumsel masih dipicu oleh aktifitas manusia, seperti membuang puntung rokok dan lupa mematikan api unggun.
“Sedangkan untuk pemacunya, kebakaran lahan di Sumsel diakibatkan oleh kelembaban dan curah hujan yang rendah, sehingga komoditas air di lahan gambut tergolong minim, dan mengakibatkan potensi kebakaran rentan terjadi,” jelas Syafrul.
Oleh karena itu, sebagai langkah antisipasi terjadinya karhutla, lanjut Syafrul, pihaknya mengandalkan Kelompok Pengelolaan Hutan (KPH) yang rutin melakukan pemantauan di 17 kabupaten/kota.
“KPH ini adalah Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Brigdalkarhutla) yang terdiri atasi 15 orang dalam tiap regunya, mereka sudah berada di pos pamantauan area hutan wilayah masing-masing,” tutupnya.
Baca Juga: Ketua IDI : 'Berita Yang Didapat Disaring Dulu Baru Disharing