Palembang, Sonora.ID - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Klas I Kenten Palembang imbau masyarakat untuk tetap mewaspadai kondisi kering yang saat ini terjadi.
Hal ini diungkapkan, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Klas I Kenten Palembang, Nandang Pangaribowo, kepada Tim Smart Fm Palembang, Rabu (02/09) kemarin.
Menurut Nandang kondisi kering saat ini harus tetap diwaspadai, sebab wilayah Sumsel sedang berada pada puncak kemarau yang berlangsung mulai akhir Agustus hingga pertengahan September 2020.
Baca Juga: Pemkab Sitaro Sosialisasi Protokol Kesehatan di Pulau Perbatasan Indonesia dan Filipina
“Tetap waspada dan jangan lengah, karena sejak akhir Agustus hingga pertengahan September 2020 mendatang puncak kemarau masih akan tetap berlangsung dengan rerata suhu udara maksimum mencapai 35 derajat celcius. Bahkan lahan-lahan kering saja akan menjadi lebih mudah terbakar hanya dari puntung rokok,” katanya.
Nandang mencatat, untuk rentang Hari Tanpa Hujan (HTH) di wilayah Sumatera Selatan saat ini masih berada pada 1 hingga 5 hari.
“Hari Tanpa Hujan (HTH) 1 – 5 hari dominan berada di wilayah Sumsel bagian barat dan timur yang masih dilanda hujan minimal satu pekan sekali, kondisi seperti ini terbilang pendek dan aman,” ujarnya.
Baca Juga: Pemkot Kotamobagu Gelar Sosialisasi Perlindungan Anak di Tempat Hiburan Malam
Meskipun demikian, lanjut Nandang, di wilayah Sumsel bagian tengah lamanya HTH tercatat hingga 10 hari.
“Daerah yang mengalami kondisi ini seperti Kabupaten Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Lahat, Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir,” katanya.
Dengan adanya situasi ini tentunya akan berdampak pada curah hujan yang cendrung lebih sedikit dan membuat jumlah titik panas saat ini meningkat, sehingga berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan yang meluas.
“Titik panas dominan terpantau di sebagian Muara Enim, PALI, Lahat, OKU, OKI, Ogan Ilir dan Banyuasin,” tutupnya.