Investasi Emas Berjangka Bisa Menjadi Pilihan Berinvestasi Di Tengah Pandemi

4 September 2020 08:30 WIB
Ilustrasi Emas Dalam Bentuk Cincin
Ilustrasi Emas Dalam Bentuk Cincin ( (koleksi pribadi/Indra Gunawan))

Bandung, Sonora.ID - Sejak mewabahnya Covid-19 di Indonesia, hampir seluruh sektor terdampak oleh virus yang berasal dari Wuhan Tiongkok ini, sebut saja sektor ekonomi yang paling merasakan efeknya. Dan ini pun membuat para investor harus berpikir panjang dalam berinvestasi untuk meminimalisir risiko yang didapat.

Sebenarnya banyak pilihan untuk melakukan investasi, sebut saja investasi emas, atau investasi di pasar modal misalnya saham, atau investasi di sektor riil properti.

Umumnya masyarakat lebih memilih untuk berinvestasi emas ketimbang yang lainnya karena emas juga dianggap aman dan menguntungkan, bahkan mengalami kenaikan tertinggi dalam 9 tahun terakhir sejak 2011.

Baca Juga: Harga Emas Meroket, Kalsel Alami Inflasi 0,25% di Bulan Agustus

Pada tanggal 5 Agustus 2020, emas memecah rekor di level USD 2.018/troy ons. Kemudian mencapai level tertinggi di level USD 2.081/troy ons pada akhir Juli 2020.

Tercatat harga emas telah melonjak 33% dalam tahun ini. Faktor penyebab kenaikan emas diawali dengan ketegangan geopolitik Amerika Serikat dengan Iran dan perang dagang dengan Tiongkok di awal tahun, kemudian berlanjut seiring penyebaran wabah COVID-19 yang meluas ke berbagai negara, lalu menimbulkan ketidakpastian ekonomi, suku bunga yang rendah, dan penggelontoran triliunan stimulus yang membuat dolar sebagai pesaing safe haven terus merosot.

"Melonjaknya harga emas hingga 33 persen itu akhirnya membuat masyarakat tertarik untuk berinvestasi emas," ucap Pimpinan Cabang PT Kontak Perkasa Futures cabang Bandung Deddy Rudiyanto pada acara diskusi "Menakar Kekuatan Emas Hingga Akhir Tahun dan Peluang Perdagangan Berjangka Komoditi ditengah Pandemi" di Bandung, Kamis (3/9/2020).

Baca Juga: Harga Emas Tembus Rp 1 Juta, Hanya Butuh 36 Gram Emas Untuk Melunasi Ongkos Naik Haji

Lebih lanjut Deddy mengatakan, secara aspek fundamental harga emas diprediksi akan terjaga di level USD 1.900/troy ons namun apabila ternyata melaju menembus resisten I di level USD 1.980/ troy ons, maka kemungkinan untuk kembali ke posisi USD 2.000 per troy ons sangat besar.

"Adanya harapan baru pemulihan ekonomi di Amerika Serikat dan optimisme penemuan vaksin untuk Covid-19 membuat harga emas perlahan terkoreksi," tambah Deddy.

Tercatat pada tanggal 10 Agustus 2020, harga emas mulai meninggalkan rekor tertingginya. Harga logam mulia ini bahkan pernah anjlok 16 persen ke level USD 1.862 troy ons, dan kini stabil di posisi sekitar USD 1.900/troy ons.

Baca Juga: Catat Rekor Tertinggi! Harga Emas Antam Per Gramnya Capai Rp 1 Juta

"Masyarakat cukup tertarik dari peluang ketika emas naik, tapi juga saat emas mengalami koreksi yang dinamis. Jadi, untuk investasi perdagangan berjangka komoditi, nasabah bisa mendapatkan peluang profit sekaligus mengalami risiko saat aksi buy dan sell,” terangnya.

Diakhir Deddy mengatakan, jika dibandingkan jenis investasi lainnya sekarang, investasi kontrak emas berjangka lebih menarik karena sifatnya yang safe haven, artinya memiliki nilai yang stabil ditengah ketidakpastian ekonomi yang diakibatkan berbagai faktor.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm