Yogyakarta, Sonora.ID - Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2020 dengan judul Akar Hening di Tengah Bising akan segera dilaksanakan. #MULANIRA2 menjadi tema besar acara tahunan ini.
#MULANIRA2 menjadi lanjutan tema FKY 2019 #MULANIRA, kata yang diambil dari bahasa Jawa kuno yang berarti wiwitan atau pada mulanya ini selaras dengan tujuan FKY untuk mengenalkan beragam kebudayaan di Yogyakarta.
FKY 2020 kali ini dituntut harus membaca situasi dan kondisi serta tantangan adaptasi ruang hidup dalam situasi pageblug.
Wabah Covid-19 yang menjangkiti semua belahan dunia memaksa lahirnya kebiasaan baru, begitu juga pagelaran FKY 2020.
Baca Juga: Pengumuman 5 Pemenang Terbaik Kompetisi Foto 'Kemerdekaan Belajar Menurutku'
Festival yang sebelumnya digelar secara leluasa dalam mengundang kerumunan kini harus diselenggarakan dengan format yang berbeda.
Semua pertunjukan dan pameran disajikan dengan konsep daring melalui website www.fkymulanira.com dan luring dengan menghadirkan program melalui televisi dan radio.
”Laman website www.fkymulanira.com akan menjadi venue utama FKY 2020. Meskipun secara garis besar akan digelar dengan konsep daring dan luring, khusus untuk Pameran Seni Rupa akan tetap dihadirkan secara langsung dengan batasan kunjungan dan protokol kesehatan,” jelas Direktur Utama FKY Paksi Raras Alit.
Sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya, FKY 2020 akan diselenggarakan selama 6 hari mulai tanggal 21 sd 26 September 2020.
Baca Juga: Ratusan Wilayah di Indonesia Rasakan Manfaat Program Tepat Peduli
Judul “Akar Hening di Tengah Bising” di FKY 2020 dimaknai sebagai pengingat, bahwa se-riuh apapun kondisi yang harus kita jalani seperti situasi pandemi seperti sekarang, kita tetap memiliki ruang dalam mengupayakan produksi pengetahuan, memperlebar celah-celah ruang yang menghidupi kekuatan bertahan warga dan mempertajam daya baca kita.
“Akar yang bergerak hening seperti kita dalam diam namun tetap melakukan sesuatu yang menakjubkan di tengah situasi kondisi bising saat ini. Mengusung semangat yang sama di tengah pandemi Covid-19 ini FKY harus tetap terselenggara seperti layaknya sebuah festival dengan mengikuti protokol kesehatan dan pemanfaatan teknologi digital,” papar Paksi.
Menurut Paksi, transformasi FKY ke panggung virtual ini mempunyai tantangan tersendiri baginya.
Baca Juga: Persiapkan Strategi dan Inovasi Bisnis di Konferensi Daring & Pameran IFRA 2020
Ia menilai tak semua kegiatan seni dan budaya bisa dinikmati ketika medianya berganti.
“Contohnya pameran seni, pameran itu dinilai kehilangan rasa jika disajikan melalui virtual. Pengunjung pameran terbiasa menikmati secara detail karya-karya di pameran, untuk itu pameran seni rupa tetap dihadirkan secara langsung,” tutur Paksi.
Festival Kebudayaan Yogyakarta 2020 akan menghadirkan Pameran Seni Rupa ‘Akar Hening di Tengah Bising’ di Kompleks Museum Sonobudoyo pada 21 – 26 September 2020 pukul 10.00 - 18.00 WIB secara langsung (terbatas) dan secara virtual.
Pameran ini menghadirkan 33 seniman dengan ragam sebaran medium mulai dari lukisan, patung, instalasi, fotografi, audio visual, dan performance yang ditampilkan dengan format kunjungan langsung dan kunjungan virtual melalui website www.fkymulanira.com.
Baca Juga: Webinar OJK Regional VI Sulampua: Menabung itu Aku
“Untuk menjaga sensasi datang ke pameran secara langsung, FKY tetap menghadirkan galeri virtual dengan pemanfaatan teknologi kamera 360°,” ungkap Direktur Kreatif FKY Gintani Nur Apresia Swastika.
Gintani menjelaskan, seniman khususnya di Yogyakarta menjadi target FKY 2020 untuk turut berperan aktif dalam upaya pemulihan serta para pekerja seni yang terdampak Covid-19.
Pada FKY 2020 dihadirkan 33 seniman dengan ragam medium karya mulai dari patung, instalasi, lukisan, foto, audio visual, hingga buku. Beberapa seniman yang berpartisipasi antara lain, Sugeng Oetomo, Bioscil,
The Freak Show Man, Wok The Rock, Timoteus Anggawan Kusno, Handiwirman Saputra, dll.
Manajer Pameran Seni Rupa Sukma Smita mengungkapkan, pameran seni rupa ini menjadi menarik karena menghadirkan salah satunya, Sugeng Oetomo. Sugeng adalah seorang penata lampu pertunjukan, ia melakukan kerja artistik di belakang panggung yang jarang dilihat audiens. Praktik kerjanya sejalan dengan semangat Akar Hening di Tengah Bising.
Baca Juga: Ikuti Kompetisi Foto untuk Memperingati HUT RI ke-75 yang digelar Aku Pintar, Yuk!
“Kemudian ada Bioscil, yaitu pegiat film yang fokus memberikan edukasi tontonan pada anak-anak di sekolah dan kampung-kampung, aktivitas mereka didasarkan atas kegelisahan pada tontonan anak-anak hari ini yang tidak sesuai dengan usia mereka,” jelas Sukma.
Pengunjung dapat menikmati pameran ini melalui dua metode kunjungan, yaitu kunjungan virtual melalui website www.fkymulanira.com dan kunjungan langsung di Kompleks Museum Sonobudoyo pada 21 – 26 September 2020 pukul 10.00-18.00 WIB.
Akan diberlakukan aturan selama kunjungan langsung ke pameran, seperti pemeriksaan suhu tubuh, pengaturan jarak orang, durasi lama kunjungan, dan jumlah pengunjung.
Selain itu, ada pembatasan kunjungan, yaitu 30 orang per sesi dan harus melakukan registrasi terlebih dahulu, serta diwajibkan mengenakan masker.
Selain digelar secara daring melalui www.fkymulanira.com, FKY juga dapat dinikmati lewat Televisi dan Radio.
Baca Juga: Sasar Milenial Sulsel, Resso Uggulkan Fitur Streaming Musik Unik