"Octopus memiliki 1.696 pemulung, satgas kebersihan dan masyarakat umum dari berbagai profesi yang tergabung sebagai mitra scavengers serta 647 mitra checkpoint yang menjadi collection point atau tempat penampungan kemasan bekas sementara sebelum dibawa ke industri daur ulang," jelasnya.
Menurut Abdul Rahman selaku Ketua Yayasan Peduli Pemulung Indonesia, kehadiran Octopus sangat membantu masyarakat terutama pemulung dan rumah tangga. Selain menambah penghasilan secara signifikan, pemulung juga jadi terlatih menggunakan ponsel cerdas.
Pemulung yang tergabung dalam jaringan Octopus kini memiliki akses ke perbankan serta asuransi kesehatan.
"Dalam melakukan pendampingan ke pemulung, Octopus dibantu oleh anak-anak muda kreatif yang memiliki passion di bidang lingkungan dan sosial yang kuat. Mereka tergabung dalam komunitas anak muda bernama Tentakel (Tempatna To Payaboa Appilajara Teknologi)," tutup Abdul Rahman.
Baca Juga: 3 Alasan Mengapa Pembatasan Penggunaan Kantong Plastik Bermasalah