Makassar, Sonora.ID - Sebanyak 5,1 juta botol plastik perbulan berhasil didaur ulang melalui aplikasi Octopus. Aplikasi tersebut merupakan implementasi dari sistem ekonomi melingkar (circular economy).
Sistem ini berupaya mempertahankan nilai produk agar dapat digunakan berulang-ulang tanpa menghasilkan sampah melalui proses daur ulang yang sempurna.
Sebagai pemegang lisensi teknologi berbasis ponsel cerdas, Octopus berperan penting dalam membantu masyarakat mendaur ulang kemasan bekas pakainya agar tidak berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) yang berpotensi mencemari lingkungan.
Direktur Operasional Octopus Musawwir Muhtar mengatakan, salah satu faktor kunci dalam melahirkan solusi pengelolaan sampah terletak pada sinergi semua stakeholder.
Baca Juga: ASTRA Infra Groundbreaking Buka Akses Jalan Tol Ke BIJB Kertajati
Octopus membantu pemerintah untuk keperluan regulasi dalam klaim insentif pajak atau Tanggung Jawab Produsen yang diperluas.
"Salah satu faktor kunci dalam melahirkan solusi pengelolaan sampah terletak pada sinergi semua stakeholder untuk ikut terlibat dalam membangun tata kelola persampahan yang terintegrasi dan berkelanjutan," ujar Musawwir kepada Smartfm Makassar.
Musawwir menyebutkan, saat ini Octopus memiliki 14.798 pengguna dengan jumlah rata-rata penambahan pengguna rumah tangga dengan pertumbuhan pengguna per harinya sebanyak 80 pengguna.
Baca Juga: Viral Harimau Sumatera Kurus, Begini Penjelasan Pihak Kebun Binatang
"Octopus memiliki 1.696 pemulung, satgas kebersihan dan masyarakat umum dari berbagai profesi yang tergabung sebagai mitra scavengers serta 647 mitra checkpoint yang menjadi collection point atau tempat penampungan kemasan bekas sementara sebelum dibawa ke industri daur ulang," jelasnya.
Menurut Abdul Rahman selaku Ketua Yayasan Peduli Pemulung Indonesia, kehadiran Octopus sangat membantu masyarakat terutama pemulung dan rumah tangga. Selain menambah penghasilan secara signifikan, pemulung juga jadi terlatih menggunakan ponsel cerdas.
Pemulung yang tergabung dalam jaringan Octopus kini memiliki akses ke perbankan serta asuransi kesehatan.
"Dalam melakukan pendampingan ke pemulung, Octopus dibantu oleh anak-anak muda kreatif yang memiliki passion di bidang lingkungan dan sosial yang kuat. Mereka tergabung dalam komunitas anak muda bernama Tentakel (Tempatna To Payaboa Appilajara Teknologi)," tutup Abdul Rahman.
Baca Juga: 3 Alasan Mengapa Pembatasan Penggunaan Kantong Plastik Bermasalah