Makassar, Sonora.ID - Laju penyebaran Covid 19 di Kota Makassar mengalami kenaikan. Hal ini terlihat melalui analisis angka reproduksi efektif (Rt).
Angka telah menyentuh 1,1. Pekan sebelumnya, tim gugus tugas melaporkan angka reproduksi Covid-19 di Makassar berada di bawah satu, yakni 0,81.
Pakar Epidemiologi Universitas Hasanuddin Makassar, Ansariadi mengatakan penambahan angka reproduksi efektif disebabkan adanya lonjakan kasus.
Baca Juga: Ada Ruangan yang Nyaris Roboh, Dana Rp 10 M Disiapkan untuk Rombak Balaikota Makassar
Data terakhir, terdapat penambahan jumlah kasus positif sebanyak 138 kasus. Sehingga, jumlah kumulatif kasus positif di wilayah Makassar sebanyak 7.241 kasus.
Dari jumlah tersebut, 5.046 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 260 orang meninggal dunia.
Ansariadi juga memperlihatkan data kurva mingguan. Dimana kasus positif virus corona di Makassar masih flutuaktif atau naik dan turun.
Baca Juga: Circular Economy Jadi Solusi Pengelolaan Sampah Plastik di Makassar
Tren saat ini, kasus positif naik drastis mendekati 100 kasus per harinya. Sebelumnya hanya dalam rentan 20 sampai 30 kasus.
"Makassar sekarang 1,1 jadi naik lagi. Dalam 3 hari terakhir pertambahan sudah berkisar 60 sampai 100 kasus per hari. Sebelumnya itukan posisi rt kita cuman 0,81," ujarnya dalam dialog rutin yang digelar bagian humas Pemkot Makassar, Rabu (9/9/2020).
Pakar menyarankan pemeritah memberi perhatian khusus terhadap kondisi tersebut. Upaya pelacakan harus digencarkan, termasuk menerapkan protokol kesehatan untuk menekan penularan covid-19.
"Kita sudah sampaikan ke Walikota diperketat kembali penegakan protokol kesehatan. Tambah pemeriksaan untuk menjaring mereka yang positif dan mencegah penularan," tambahnya.
Ansariadi menilai intervensi yang dilakukan pemerintah untuk menekan penularan belum maksimal. Masih banyak kasus yang belum ditemukan. Tracking dibutuhkan melalui tes massal.
Baca Juga: Pemkot Makassar Miliki 5 Truk Sampah Canggih Jenis Compactor
Diketahui, angka reproduksi merupakan potensi penularan penyakit oleh seseorang kepada orang yang lain.
Apabila angkanya kurang dari 1, maka penularan dianggap bisa dikendalikan karena berjalan lambat. Namun, jika jumlahnya lebih dari 1, maka penularan akan makin tinggi dan kian banyak pasien yang tertular.