Setelah Maluku, Asrif Jadi Pimpinan Baru Balai Bahasa Jawa Timur

10 September 2020 07:35 WIB
 Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Dr. Asrif, S.Pd., M.Hum.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Dr. Asrif, S.Pd., M.Hum. ( Sonora.ID/Budi Santoso)

Surabaya, Sonora.ID - Nama singkat bergelar padat, mungkin ini menjadi gambaran sosok Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Dr. Asrif, S.Pd., M.Hum yang menjadi pimpinan baru.

"Sebelumnya bertugas sebagai Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku. Selama hampir lima tahun. Saat ini sudah satu minggu lebih berada di Balai Bahasa Jatim untuk memimpin lembaga dengan eselon tertinggi di seluruh Indonesia di lingkup Balai Bahasa," kata Asrif saat di kantornya, Jl. Siwalanpanji Sidoarjo, Rabu (09/09/2020).

Sambil bercanda ia mengatakan, seolah orang tuanya mengetahui anaknya akan memiliki gelar yang 'padat' sehingga memberikan nama yang singkat, agar muat saat nanti dituliskan pada name tag atau tanda pengenal.

Baca Juga: Sampang Madura Masih Jadi Tujuan, Polda Jatim Gagalkan Pengiriman 6,5 Kilo Sabu Asal Malaysia

"Dipanggil As boleh, dipanggil Rif bisa, pokoknya tidak ada yang spesial. Di kampung pun juga tidak ada yang dipanggil nama lengkap, juga tidak ada masalah," imbuhnya sambil tertawa.

Asrif mengatakan, meskipun sebelumnya pernah menjabat pada posisi yang sama saat di Maluku, namun ada tantangan yang berbeda saat memimpin di Jawa Timur.

"Tantangannya tidak mudah, dari dua (2) juta penduduk ke 37 juta lebih penduduk. Dari dari 11 kabupaten di Maluku ke 38 kab/kota, itu adalah tantangan yang luar biasa. Tetapi saya kira di Maluku sedikit penduduk, tetapi jumlah bahasanya hampir 70 bahasa daerah. Bukan dialek, sedang disini minimal ada dua bahasa. Bahasa Jawa dan bahasa Madura, tetapi karena digunakan oleh banyak kelompok sehingga tantangannya juga tidak mudah," ungkapnya.

Disampaikan bahwa secara struktural, Balai Bahasa Jatim bertanggungjawab kepada kepala badan bahasa eselon satu di kementerian pendidikan.

"Jadi, Balai Bahasa Jatim adalah lembaga vertikal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dikementerian itu dibawahnya ada namanya Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kemudian dibawahnnya bernama Balai Bahasa Jatim. Kami juga melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah," ujarnya.

Asrif yang sempat menambah studi kepakaran tentang tradisi lisan di Universiteit Leiden Belanda ini mengatakan, pihaknya berupaya untuk memajukan bahasa dan sastra baik Indonesia maupun daerah. Termasuk pembinaan bahasa, tidak hanya pada lingkup pegawai negeri tetapi mitra Balai Bahasa Jatim yang berpenduduk 38 juta ini.

Baca Juga: Gubernur Khofifah Ajak Semua Komponen Bangkitkan  UMKM untuk  Percepat  Pemulihan Ekonomi di Jatim

"Kami itu pembinaan bahasa. Nah seluruh manusia yang 38 juta itu adalah orang yang berbahasa. Apakah dia tentara, penyidik, polisi, masyarakat bawah, itu adalah mitra kami. Tidak ada fokus pada kelompok tertentu, tapi seluruh masyarakat yang memakai bahasa adalah menjadi bagian tanggunjawab dalam rangka penguatan kapasitas berbahasanya. Baik bahasa Indonesia, jawa atau bahasa daerah atau penguasaan bahasa asing," jelasnya.

Ia menceritakan, lembaganya juga mengundang para penyidik, jaksa, penyidik reserse untuk bagaimana mereka bisa menyidik dengan menggunakan bahasa yang mereka paham dengan baik.

"Bisa saja karena kekeliruan penggunaan diksi, ada orang yang bisa diberatkan hukumannya atau malah diringankan karena interpretasi terhadap bahasa yang keliru. Karena bahasa yang digunakan wajib bahasa yang standar, bukan asumsi pribadi si penyidik, termasuk juga pada pegiat insan media," imbuhnya.

Asrif yang sempat terpilih sebagai penerima Anugrah Pendidikan Indonsia (API) tahun 2019 karena dedikasinya pada peningktan kualitas guru saat masih bertugas di Maluku ini melanjutkan, ada dua garis besar dari sejumlah tugas dan fungsi Balai Bahasa Jatim.

"Garis besar pertama adalah layanan kebahasaan untuk masyarakat, misalnya ketika ingin berkonsultasi soal bahasa maka dapat diberikan layanan di kantor Balai Bahasa. Misalnya ada yang mengkonsultasikan terkait bahasa dan hukum, kami bisa. Bahkan WNA yang ingin kursus bahasa Indonesia," urainya.

"Masyarakat yang ingin mengkonsultasikan nama merek dagang, kami bisa memberi pemikiran tentang itu. Penerjemahan naskah, bahkan untuk uji kompetensi berbahasa. Jatim ini salah satu provinsi tertinggi kesadaran masyarakatnya untuk uji kompetensi berbahasanya," lanjutnya.

Sementara itu, setiap tahun Balai Bahasa di Jakarta memiliki program untuk mengidentifikasi kosa kata yang belum ada di bahasa Indonesia. Sebelum diambil dari bahasa asing. "Misalnya unduh, unggah itu kan bahasa Jawa. Termasuk usulan kosa kata dari Papua, Maluku, NTT yang belum ada identifikasi untuk menjadi kosa kata baru," ungkapnya.

Baca Juga: Pantau Penanganan Covid-19 di Jawa Timur, KSP Kunjungi Jatim

 

Ia juga mencermati tentang apresiasi negara lain terhadap perkembangan dan ketertarikan mereka untuk mempelajari bahasa Indonesia.

"Fakta bahwa bahasa Indonesia itu diajarkan dibanyak perguruan tinggi luar negeri. Ada kepentingan orang asing terhadap bahasa Indonesia. Hanya dengan tahu satu bahasa Indonesia maka mereka bisa masuki ratusan kebudayaan, termasuk untuk pengusaha dan peneliti," kata Asrif.

Ia juga mengamati tentang fenomena bahasa slank atau prokem pada bahasa pergaulan remaja saat ini. Menurutnya hal itu bukanlah pengaruh digital atau pengaruh internet.

"Dulu kita punya bahasa slank atau prokem, karena gejolak masa remaja. Anak dalam masanya melahirkan istilah baru. Saat usia SMP mereka punya bahasa prokem. Makin dewasa makin hilang, itu gejala umum dari jaman dulu sampai hari ini, bukan dari pengaruh digital atau pengaruh internet," ujarnya.

Bapak diganti bokap, nyonya diganti nyokap. Itu kreativitas berbahasa anak pada masanya yang sedang tumbuh. Kreatifitas dan identitas untuk memelesetkan kosa kata dan akan hilang seiring menjadi dewasa. Fenomena normal yang dilihat secara arif bijaksana. Jangan cuma mengangkat kata itu, melepaskan latar belakngnya, kenapa kata itu diucapkan. Bahasa itu ditentukan maknanya oleh gestur, bukan oleh bunyi atau kata itu sendiri," pungkasnya.

 

EditorKumairoh
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm