Tema yang diangkat tersebut bisa merefleksikan dan mewakili apa yang masing-masing personel rasakan di masa pandemi ini.
“Kurang lebih yang kita rasakan paling relate ya lima isu ini,” jelasnya.
Ditambahkan oleh Adnan Satyanugraha, gitaris Feast, pihaknya menyatakan bahwa mini album ini memang muncul karena bandnya terhalang untuk menyelesaikan album ketiga mereka di tengah pandemi ini.
Ia juga membocorkan tema spesifik masing-masing personel yang kemudian menjadi lagu di mini album tersebut.
Baca Juga: Jadi Sorotan Publik, Ini Makna ‘Tarian Penghancur Raya’ Milik Feast
“Gue tentang sosmed (Komodifikasi), Dicky tentang dating apps and so on (Belalang Sembah), Awan tentang belanja online dan kebendaan (Cicilan 12 Bulan), Baskara tentang keluarga (Dapur Keluarga), dan ‘Bodat’ tentang ketenangan-ketenangan (Kembali ke Posisi Masing-masing). Intinya, main point-nya itu bicara tentang uang itu sendiri,” jelasnya.
Di sisi lain, Fadli Fikriawan sebagai bassist pun menyatakan bahwa karya-karya personel ini adalah hasil dari waktu karantina yang dihabiskan di rumah saja.
Pada masa karantina tersebut, masing-masing personel mencoba untuk membuat lagu sendiri dan akhirnya karya tersebut dikumpulkan dalam satu mini album ini.
“Belajar untuk produksi lagu masing-masing, jad sekalian aja dibikin daripada enggak ketampung karya yang dibikin saat pandemi, sekalian saja dibuat fun untuk mini album ini,” sambungnya.
Baca Juga: Lagu Para Demonstran, Ini Lirik Lagu dan Chord Gitar 'Peradaban' Feast