Sonora.ID - Setelah merilis lagu baru pada akhir Agustus 2020 lalu, grup band yang beranggotakan lima orang ini dikabarkan akan merilis mini album pada 11 September 2020.
Bertajuk ‘Uang Muka’, mini album tersebut sudah dibuka dengan ‘lagu pemanasan’ mereka yang berjudul ‘Komodifikasi’.
Mini album ini disebut sebagai EP kejutan yang muncul di tengah-tengah proses band ini menggarap album ketiganya yang segera dirilis yang bertajuk ‘Membangun dan Menghancurkan’.
“Karena kita merasa ada sesuatu hal lain yang mungkin lebih bisa kita bahas untuk sekarang,” ungkap Dicky Renanda sebagai gitaris dalam band ini.
Baca Juga: Trending! Ini Lirik Lagu ‘Tarian Penghancur Raya’ Karya Band Feast
Mengungkap di balik tema perekonomian dan di balik nama ‘Uang Muka’, Feast menyatakan bahwa perekonomian menjadi hal yang krusial di masa krisis saat ini.
“Walaupun keadaan lagi susah, kita tetap aja merasa kalau semuanya ujung-ujungnya uang. Pada masa pandemi awal-awal kita berurusan pada kasus masker-masker harganya dimahalin. Hal-hal seperti ini yang buat kita ke-trigger, coba bawa dan bahas di album ini,” ungkapnya menjelaskan.
Salah satu hal yang unik dari adanya mini album ini adalah masing-masing personel menulis satu lagu yang dipayungi dengan satu tema besar yaitu perekonomian.
Baca Juga: Berisi Kritikan Sosial, Ini Lirik Lagu 'Tarian Penghancur Raya' Milik .Feast
Tema yang diangkat tersebut bisa merefleksikan dan mewakili apa yang masing-masing personel rasakan di masa pandemi ini.
“Kurang lebih yang kita rasakan paling relate ya lima isu ini,” jelasnya.
Ditambahkan oleh Adnan Satyanugraha, gitaris Feast, pihaknya menyatakan bahwa mini album ini memang muncul karena bandnya terhalang untuk menyelesaikan album ketiga mereka di tengah pandemi ini.
Ia juga membocorkan tema spesifik masing-masing personel yang kemudian menjadi lagu di mini album tersebut.
Baca Juga: Jadi Sorotan Publik, Ini Makna ‘Tarian Penghancur Raya’ Milik Feast
“Gue tentang sosmed (Komodifikasi), Dicky tentang dating apps and so on (Belalang Sembah), Awan tentang belanja online dan kebendaan (Cicilan 12 Bulan), Baskara tentang keluarga (Dapur Keluarga), dan ‘Bodat’ tentang ketenangan-ketenangan (Kembali ke Posisi Masing-masing). Intinya, main point-nya itu bicara tentang uang itu sendiri,” jelasnya.
Di sisi lain, Fadli Fikriawan sebagai bassist pun menyatakan bahwa karya-karya personel ini adalah hasil dari waktu karantina yang dihabiskan di rumah saja.
Pada masa karantina tersebut, masing-masing personel mencoba untuk membuat lagu sendiri dan akhirnya karya tersebut dikumpulkan dalam satu mini album ini.
“Belajar untuk produksi lagu masing-masing, jad sekalian aja dibikin daripada enggak ketampung karya yang dibikin saat pandemi, sekalian saja dibuat fun untuk mini album ini,” sambungnya.
Baca Juga: Lagu Para Demonstran, Ini Lirik Lagu dan Chord Gitar 'Peradaban' Feast