BPBD Sumsel dalam Mencegah Karhutla: Mengandalkan Pemadaman Udara

10 September 2020 18:05 WIB
Kabid Penanganan Darurat Bpbd Provinsi Sumsel, Ansori
Kabid Penanganan Darurat Bpbd Provinsi Sumsel, Ansori ( Koleksi Pribadi)

Palembang, Sonora.ID - Kabid Penanganan Darurat Bpbd Provinsi Sumsel, Ansori dalam acara The Voice of People (9/9/2020) mengatakan bahwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masuk dalam bencana sosial, sementara pandemi masuk kedalam bencana non alam.

“Sumsel cukup terkondisi karena kemarau 2020 ini kemarau basah, satu sampai lima hari ada hujan, hal ini cukup membantu membasahi, sehingga kebakaran cepat bisa teratasi,” ujarnya.

Ia menambahkan meskipun kemarau basah, hotspot cukup banyak, namun kerawananya rendah.

Baca Juga: Cuaca Panas Tidak Separah Tahun 2019, Dishut Sumsel: Tetap Waspada dan Jangan Lengah

“Saat ini sudah padam, tidak seperti tahun 2019, pedamaan tiga hari belum padam, bahkan sampai seminggu,” imbuhnya.

Sumsel ada 5 daerah rawan kebakaran hutan dan lahan meliputi Muba, Banyuasin, OKI, Pali, Muaraenim. Lahan gambut sulit dipadamakan karena posisinya yang jauh, serta kondisi tanahnya lembut.

“Mengandalkan operasi pemadaman udara. Lahan gambut bisa terbakar dari dalam dengan kedalaman 5 meter, asapnya banyak, butuh air yang banyak,” katanya.

Baca Juga: Kasus Kebakaran Lahan di Sumatera Selatan Mencapai Kisaran 72 Persen

Saat ini tim lapangan BPBD sedang focus di dareah OI, karena sering terjadi kebakaran di pinggir jalan tol. 99 % penyebab kebakaran adalah karena ada unsur pembakaran.

“Sengaja atau tidak perlu didalami, bisa saja pemancing, pemburu, mereka biasa masuk ke lahan gambut, merokok, memasak lupa mematikan dan membakar lahan gambut,” katanya.

Lahan gambut banyak dimanfaatkan untuk mencari ikan, kayu dan berburu. Tim darat BPBD terdiri dari BPBD kabupaten, TNI, Polri dan relawan, satu regu 7 orang mengoperasikan peralatan pemadam  kebakaran.

Baca Juga: Musim Kemarau, Camat Sako: Potensi Kebakaran di Wilayah Kota Palembang Memang Cukup Besar

“Kendala mobilisasi unit, lahan yang jauh dan sulit sumber air,” katanya.

Upaya pengendalian yang dilakukan antara lain TMC atau rekayasa hujan buatan sebelum musim kemarau, TMC bukanlah membuat hujan, tapi mempercepat hujan.

Status siaga kebakaran hutan dan lahan ditetapkan sebelum masuk musim kemarah dengan mendirikan posko, melakukan patroli, serta penegakan hukum.

Baca Juga: Tanggo Buntung di API Award Diharapkan Menjadi Momentum Bangkitnya Pariwisata di Palembang

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm