"Untuk itu, ke depan kami berencana membangun LRT trase pertama sepanjang 6 km. Trase ini akan menghubungkan Kawasan Bandara Ahmad Yani-Madukoro-Pasar Bulu yang kita harapkan akan semakin meningkatkan pelayanan transportasi massal," lanjut Hendi.
Sedangkan untuk kawasan Simpang Lima yang disebut sebagai kawasan diamond Kota Semarang, akan dikembangkan dengan konsep underground 4 lantai yakni 2 lantai untuk hotel sedangkan 2 lantai lainnya untuk penyambung jalan Pandanaran-Ahmad Yani serta jalan Pahlawan-Gajahmada.
Guna meyakinkan para pengusaha dan investor agar menanamkan investasinya di Kota Semarang, Hendi menjamin dan meyakinkan kondisi Kota Semarang yang terus berbenah semakin baik di berbagai sektor termasuk dalam menyikapi Pandemi Covid-19.
Baca Juga: 27 Ribu Warga Semarang Belum Terdaftar, Pemkot Semarang Kejar Perekaman e-KTP!
Pemerintah Kota Semarang tidak mengambil kebijakan PSBB namun menggantinya dengan PKM atau Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Hal tersebut sebagai jalan tengah untuk menjembatani berbagai sektor baik kesehatan maupun perekonomian.
Dirinya juga memberikan kepastian kepada para pengusaha dan calon investor terkait kemudahan dan kecepatan ijin usaha.
"Silakan berinvestasi di Kota Semarang. Kami berkomitmen akan memberikan kemudahan perizinan, kemudian insentif berupa keringanan BPHTB dan PBB dalam kepemilikan asset dan serta keringanan pajak operasional seperti pajak hotel, restoran, tempat hiburan maksimal 6 bulan dengan hitungan proporsional nilai investasi," tandasnya.
Baca Juga: Pemkot Semarang sedang Godok Sanksi Tidak Menggunakan Masker