Sonora.ID - Pada masa pandemi ini, sebagian besar keluarga di Indonesia menghasilkan hampir seluruh waktunya untuk bekerja atau berarktivitas dari dalam rumah.
Hal ini menyebabkan angka kehamilan melonjak tinggi, namun di sisi lain perekonomian masyarakat sedang dalam taraf krisis.
Lalu bagaimana seorang calon anak tersebut masih bisa dipenuhi kebutuhannya dalam kondisi krisis seperti ini?
Baca Juga: Termasuk Sandiaga Uno, 50 Tokoh Apresiasi Tenaga Medis Lewat Lagu ‘Semua Kan Berlalu’
Menanggapi hal tersebut, Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno menyatakan bahwa Indonesia pernah disanjung dengan adanya program ‘Keluarga Berencana’.
Bahkan karena program ini, Indonesia dijadikan sebagai contoh yang baik untuk menekan populasi dunia.
“Kita pernah jadi perhatian dunia, dengan program ‘Keluarga Berencana’ yang sangat sukses, bahkan menjadi acuan Bank Dunia dan institusi-institusi multilateral di belahan dunia lainnya sebagai satu contoh success story,” jelasnya.
Baca Juga: Sudah Pakai KB Tapi Kok Masih Bisa Hamil? Dr. Boyke: Ada Faktor Kegagalan
Namun, pada masa pandemi ini, Indonesia sedang menghadapi angka kemiskinan yang sangat memprihatinkan.
Mereka yang sudah berada di atas garis kemiskinan pun masih harus mencari tambahan ekstra untuk tetap bisa bertahan hidup.
Sandiaga menyatakan bahwa lawan dari ini semua adalah konsep ‘Banyak Anak Banyak Rezeki’ yang selalu digaungkan dan menjadi salah satu kepercayaan orang-orang dahulu.
Baca Juga: Angka DO KB Jatim Naik Hampir 9 Persen Selama Pandemi, Teguh: Masih di Bawah Toleransi
“Tapi saya yakin milenial kita sudah menjadi anak muda yang sangat peka terhadap relevasi yang kekinian,” sambugnya.
Jadi yang sekarang harus dilakukan pada saat berkeinginan untuk menambah anak adalah support level, yang di dalamnya juga termasuk pendapatan keluarga atau orang tua.
“Tiap kali kita berpikir untuk menambah anak, do we have the right support level? Bukan hanya pendapatan ya, tapi juga perhatian, education. Ini juga yang menurut saya menjadi super structure yang harus kita hadirkan di keluarga-keluarga Indonesia,” tambahnya.
Baca Juga: Angkanya Melonjak, Haruskah Tunda Kehamilan di Masa Pandemi Covid-19?