Palembang, Sonora.ID - Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan menilai kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada tahun ini dinilai bakal berdampak buruk lebih besar bagi masyarakat terutama di sektor kesehatan selama masa pandemi COVID-19.
Hal ini diungkapkan, Kepala Seksi Pengendalian Karhutla Dinas Kehutanan Sumsel, Syafrul Yunardi kepada Smart Fm Palembang, Kamis (10/09).
Syafrul mengatakan risiko terkena penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) bakal lebih rentan jika bencana asap akibat karhutla terjadi.
Baca Juga: Optimalkan Pencegahan Karhutla di Sumsel, Aplikasi Si Pakar Resmi Dikenalkan
“Hal ini sebelumnya sudah kita informasikan kepada masyarakat mengenai pandemi Covid-19 yang dampaknya jauh lebih besar terhadap kesehatan dan risiko apa saja yang bakal terjadi,” katanya.
Selain dari segi kesehatan, lanjutnya, dampak secara ekonomi terhadap karhutla juga besar.
Syafrul menambahkan, nilai kerugian ekonomi secara total akibat karhutla mencapai Rp 753 juta per hektar, dengan asumsi kurs dolar terhadap rupiah senilai Rp 14.000.
Baca Juga: BPBD Sumsel dalam Mencegah Karhutla: Mengandalkan Pemadaman Udara