Sonora.ID – Pandemi Covid-19 yang melanda hampir ke seluruh dunia ini memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek dan sektor di kehidupan. Tidak hanya kesehatan, sektor ekonomi pun ikut terkena dampaknya.
Dampak ekonomi makro sudah bisa kita lihat dari beberapa negara yang sudah mengalami resesi ekonomi.
Sedangkan dampak dari ekonomi bagian mikronya, sejumlah perusahaan mengalami kerugian yang berimbas kepada pemutusan hubungan kerja (PHK) para karyawannya.
Baca Juga: Kabar Baik Datang dari Jokowi, Masyarakat Indonesia Masih Dapat Nikmati 4 Bantuan Ini Hingga 2021
Pemerintah masih terus berusaha untuk mendongkrak perekonomian negara dengan memberikan sejumlah bantuan kepada masyarakat terdampak.
Berbagai bantuan mulai dari bantuan subsidi upah (BSU) Rp. 600.000, bantuan sosial tunai (BST), Kartu Prakerja, bantuan UMKM dan bantuan lainnya.
Meskipun sudah mendapatkan bantuan, tetap saja tingginya angka kasus Covid-19 ini masih tidak bisa kita prediksi hingga kapan pandemi ini akan berakhir.
Baca Juga: Tingkatkan Kondisi Keuangan dengan Kenali Enam Langkah Finansial Ini
Oleh sebab itu, kita harus pintar mengelola keuangan keluarga selama pandemi agar tidak kehabisan disaat-saat darurat.
Bagaimana cara mengelola keuangan selama pandemi ini?
Dana darurat
Dilansir dari Kompas.com, Perencana Keuangan atau Advisore Alliance Group, Andy Nugroho menyampaikan, ada perbedaan perlakuan keuangan bagi mereka yang memiliki gaji tetap dan mereka yang tidak memiliki gaji tetap per bulan.
Menurut Andy, untuk mereka yang memiliki gaji tetap per bulan dapat memprioritaskan untuk membesarkan dana darurat.
"Karena dana darurat merupakan pondasi dasar kita membangun keuangan yang tangguh dan sehat," ujar Andy saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/9/2020).
Menurutnya, dana darurat ini tidak hanya berbentuk uang tunai atau barang, ini bisa juga berupa jaminan biaya kesehatan, seperti BPJS.
Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat Membuat Tabungan 'Dana Pensiun'?
Investasi
Selain itu, bagi mereka yang memiliki penghasilan bulanan disarankan untuk semakin meningkatkan pendapatannya melalui berbagai macam instrument investasi.
Menurutnya, hal ini merupakan tindakan yang lebih baik dibandingkan dengan membelanjakannya untuk hal-hal yang kurang diperlukan dan hanya berdasarkan keinginan saja.
Ia menambahkan, pilihan investasi sebaiknya di instrumen-instrumen yang beresiko rendah seperti deposito, obligasi ritel, sukuk ritel, surat berharga negara, reksadana berbasis pasar uang atau pendapatan tetap, ataupun bisa memilih dalam bentuk logam mulia.
Baca Juga: Ingin Financial Freedom, Milenials Mulai Lirik Saham dan Reksadana
Arus kas keluarga
Selain dua hal di atas, perencana keuangan OneShildt, Budi Raharjo mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan keuangan keluarga di saat pandemi ini.
Pada kondisi ini, Budi mengatakan, dari sisi arus kas rumah tangga golongan masyarakat ini dapat melakukan pola belanja rumah tangga seperti biasa dengan beberapa penyesuaian.
"Mereka punya penghasilan tetap yang tidak terpengaruh, maka satu-satunya yang mempengaruhi arus kasnya adalah dari sisi pengeluaran. Mungkin ada beberapa pos pengeluaran yang mengalami kenaikan karena adanya WFH dan LFH seperti kenaikan biaya data," ujar Budi saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Jumat (11/9/2020).
Baca Juga: Cara Atur Keuangan Meski Gaji UMR Masih Bisa Menabung dan Investasi
Menurut Budi, kenaikan ini bisa jadi tidak sebanyak jika dibandingkan dengan penurunan biaya transportasi ke kantor dan biaya makan.
"Hal ini dapat bervariasi untuk tiap-tiap keluarga. Intinya adalah masing-masing keluarga dapat menyesuaikan arus kasnya sesuai prioritas masing-masing," lanjut dia.
Berpenghasilan tidak tetap
Sementara bagi pekerja yang memiliki penghasilan tidak tetap, Andy menjelaskan bahwa mereka yang bekerja serabutan perlu memprioritaskan dana yang masuk untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Prioritaskan pembayaran berbagai macam kewajiban dan tagihan seperti cicilan kredit ataupun tagihan listrik dan air. Selain itu kuota internet menjadi hal yang harus diutamakan juga bagi mereka yang punya anak yang bersekolah dari rumah ataupun orangtua yang WFH," ujar Andy.
Alternatif lain untuk memanajemen keuangan yakni, sebisa mungkin mulai mencari penghasilan tambahan. Bisa dengan bekerja ekstra ataupun mencoba berbisnis.
Baca Juga: Allhamdulillah, BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap 3 Mulai Cari Hari Ini