Sonora.ID - Di Indonesia seringkali kita mendengar ungkapan belum makan jika belum mengonsumsi nasi.
Makan nasi sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging bagi masyarakat Indonesia disaat jam makan datang.
Namun, siapa sangka jika makan nasi adalah hal yang buruk bagi kesehatan jika terus dikonsumsi secara terus menerus, terlebih jika dikonsumsi bersama lauk pauk lainnya.
Baca Juga: Diet Tak Perlu Hindari Nasi, Begini Cara Masak Nasi Dengan Kalori Lebih Rendah Hingga 50%!
Beberapa penelitian pun sering dilakukan, seperti dikutip Mirror, beras mengandung arsenik tingkat rendah dan diperkirakan jika terlalu lama dikonsumsi akan menyebabkan kematian dini.
Selain penelitian dari The University of Salford, ada pula penelitian yang terbit di jurnal Science of the Total Environment.
Hasilnya mereka menunjukan jika faktor utama yang berkontribusi pada penyakit kardiovaskular adalah konsumsi nasi.
Baca Juga: Jadi Primadona Lalapan, Siapa Sangka Daun Singkong Manjur untuk Kesehatan dan Ibu Hamil
"Jenis studi yang dilakukan adalah studi ekologi, memiliki banyak keterbatasan, tetapi merupakan cara yang relatif murah untuk menentukan apakah ada hubungan yang masuk akal antara konsumsi nasi dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular." ujar Profesor David Polya dari The University of Manchester.
"Studi menunjukkan bahwa 25 persen konsumen nasi di Inggris dan Wales memiliki angka kematian akibat penyakit kardiovaskular yang lebih besar." tambahnya.
Baca Juga: Dianggap Paling Sehat, Rupanya Nasi Merah Lebih Berbahaya dari Nasi Putih, Kok Bisa?
Meski begitu, penelitian ini harus lebih diperkuat lagi agar benar-benar mengonfirmasi dari hasil studi yang satu ini.
Tapi, para ahli tetap menyarankan untuk mulai bisa mengontrol makan nasi agar tak terlalu berlebihan, apalagi ditambah dengan lauk pauk.
Artikel ini telah tayang di hits.grid.id dengan judul Jadi Makanan Pokok, Ternyata Kita Tidak Boleh Konsumsi Banyak Nasi dengan Lauk Pauk, Begini Pemaparan Ahli