Sulit Menahan Rasa Ingin Pipis? Berikut Penyebab dan Cara Mengobatinya!

19 September 2020 19:00 WIB
Ilustrasi sulit menahan buang air kecil
Ilustrasi sulit menahan buang air kecil ( https://www.freepik.com/)

Sonora.ID – Kondisi sulit untuk menahan rasa ingin buang air kecil atau kencing memang sangatlah tidak nyaman.

Istilah medis dari kondisi tersebut adalah inkontinensia urine (UI).

Inkontinensia urine adalah keluarnya urine diluar kehendak, sehingga dapat menimbulkan masalah baik kesehatan maupun sosial.

Kondisi ini memang tidak mengancam jiwa, tapi bisa saja mengganggu kualitas hidup seseorang karena mengganggu kehidupan sehari-hari, dalam hubungan interpersonal, interaksi sosial, kesehatan psikologis, termasuk seksual.

Baca Juga: Cara Mengatasi 'Anyang-anyangan' Atau Rasa Ingin Buang Air Kecil Terus Menerus

Melansir Health Line, berikut ini beberapa tipe inkontinensia urine beserta gejalanya masing-masing yang dapat dikenali:

Inkontinensia urin tekanan (stress incontinence)

Urin keluar ketika ada peningkatan tekanan pada kandung kemih karena adanya batuk, bersin, tertawa, atau ketika mengangkat beban berat atau berolahraga.

Inkontinensia urin desakan (urge incontinence)

Timbul rasa ingin kencing yang tiba-tiba dan mendesak atau kebelet yang diikuti dengan keluarnya urine.

Inkontinensia urine campuran (mixed incontinence)

Urine keluar karena adanya faktor gangguan gabungan, antara inkontinensia tekanan dan tekanan.

Baca Juga: Apa Perbedaan Batu Ginjal dengan Kencing Batu? Begini Penjelasannya

Inkontinensia urin luapan (overflow incontinence)

Ditandai dengan ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih, seperti mengejan, pancaran urine lemah, tidak tuntas, dan kandung kemih terasa penuh.

Inkontinensia urin kontinua (continuous incontinence)

Gejalanya ditandai dengan urine keluar secara terus menerus.

Untuk beberapa kondisi, inkontinensia urine perlu segera ditangani oleh dokter untuk mencegah komplikasi atau kondisi yang memburuk.

Baca Juga: Kenali Penyebab dan Pencegahan Penyakit Batu Ginjal Secara Dini

Anda disarankan untuk segera menghubungi dokter jika mendapati gejala inkontinensia urine berikut:

  • Salah satu bagian tubuh terasa lemas
  • Bagian tubuh kesemutan
  • Gangguan berjalan
  • Gangguan bicara
  • Penglihatan kabur
  • Tidak dapat menahan buang air besar (BAB) juga
  • Penurunan kesadaran

Faktor risiko yang biasa dipahami dilansir dari Cleveland Clinic:

  1. Usia lanjut
  2. Jenis kelamin wanita
  3. Berat badan berlebih
  4. Merokok
  5. Riwayat keluarga
  6. Kondisi medis lainnya

Baca Juga: Main HP di Toilet Bisa Bikin Ambeien? Kok Bisa? Begini Penjelasannya

Penyebab inkontinensia urine

Beberapa makanan dan minuman yang bisa menyebabkan inkontinensia urine antara lain, yakni:

  • Alkohol
  • Kafein
  • Minuman bersoda
  • Pemanis buatan
  • Cokelat
  • Cabai
  • Makanan banyak bumbu dan gula
  • Makanan asam seperti jeruk

Obat-obatan yang bisa meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami inkontinensia urine, yakni:

  • Obat untuk penyakit jantung dan hipertensi
  • Obat penenang
  • Pelemas otot
  • Suplemen vitamin C dosis tinggi

Baca Juga: Cegah Infeksi, Ini Pentingnya Buang Air Kecil Setelah Berhubungan Intim

inkontinensia urine menetap bisa terjadi karena adanya kondisi atau perubahan fisik seseorang seperti:

  • Kehamilan
  • Proses persalinan
  • Pertambahan usia (degeneratif)
  • Menopause
  • Operasi pengangkatan rahim
  • Pembesaran prostat
  • Kanker prostat
  • Riwayat operasi daerah panggul
  • Sumbatan traktus urinarius
  • Gangguan saraf

Inkontinensia urine menetap juga dapat disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti infeksi saluran kencing (ISK) dan konstipasi.

Baca Juga: Kenali Penyebab, Cara Mencegah, dan Mengatasi Penyakit Diare

Cara mengobati inkontinensia urine

Terapi inkontinensia urine dapat dilakukan tergantung dari tipe kelainan yang dialami, derajat, dan penyebab yang mendasarinya.

Penanganan awal pada inkontinensia tekanan, desakan, dan campuran, meliputi:

  • Anjuran untuk memperbaiki gaya hidup, seperti menjaga berat badan ideal, mengurangi asupan kafein, dan berhenti merokok
  • Melakukan terapi fisik atau fisioterapi, seperti latihan otot dasar panggul, penggunaan biofeedback, dan stimulasi elektrik
  • Pengaturan jadwal berkemih
  • Terapi perilaku
  • Pemberian obat-obatan

Sedangkan penanganan awal pada kasus inkontinensia urine luapan dan kontinu bergantung pada sebab yang mendasarinya.

Baca Juga: Mitos atau Fakta, Susah BAB Termasuk Gejala Kanker Usus Besar?

Misalnya, jika penyebab inkontinensia urine karena ada pembesaran prostat jinak, kemungkinan diperlukan tindakan operasi.

Cara mencegah inkontinensia urine

Inkontinensia urine pada dasarnya dapat dicegah sejak dini. Melansir Medical News Today, berikut ini adalah beberapa cara mencegah inkontinensia urine yang dapat dilakukan:

  • Menjaga berat badan ideal, sehingga tidak memicu penyakit-penyakit lain yang bisa memicu inkontinensia urine
  • Rutin melatih otot dasar panggul
  • Hindari kafein, alkohol, dan makanan yang bersifat asam
  • Konsumsi makanan berserat, untuk mencegah konstipasi yang dapat menyebabkan inkontinensia urin
  • Hindari atau berhenti merokok

Segeralah ke dokter spesialis bedah urologi jika Anda memang mulai merasakan gejala inkontinensia urine.

Baca Juga: Masa Liburan Bisa Bikin Susah BAB? Simak Penjelasan Selengkapnya

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm