Sonora.ID - Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab dikenal dengan sebutan Ahok kembali menjadi perhatian publik, setelah dirinya membongkar ‘aib’ salah satu perusahaan BUMN.
Menjadi Komisaris Utama PT Pertamina, Ahok memang langsung menuai banyak komentar atau respon dari berbagai kalangan.
Beberapa setuju dan percaya dengan kinerja Ahok, namun beberapa lainnya bersikeras tidak setuju dengan hal tersebut.
Baca Juga: Alasan Ahok Enggan Calonkan Diri Jadi Gubernur DKI: Kuda yang Baik Tak Makan Rumput di Belakangnya
Ditambah lagi beberapa pernyataan Ahok yang membuatnya menjadi sorotan beberapa waktu belakngan ini.
Salah satu anggota DPR RI pun akhirnya angkat suara dan mengirimkan pesan kepada Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Anggota DPR RI fraksi Gerindra, Andre Rosiade, tersebut menuliskan pesannya dalam akun Twitternya pada 15 September 2020, kemarin.
Dalam pesan tersebut, pihaknya meminta agar Ahok dicopot dari jabatannya karena sudah membuat kegaduhan dengan membongkar aib Pertamina dan Peruri.
Baca Juga: Kini Merugi Rp 11 Triliun, Ahok: Pertamina Merem Aja Pasti Untung
“Saya usulkan ke Pak Jokowi dan Pak Menteri Erick Thohir untuk mencopot saudara BTP dari jabatannya karena menimbulkan kegaduhan dan kinerja yang bersangkutan juga biasa-biasa saja,” tulisnya.
Pak Presiden @jokowi yg sy hormati, setelah melihat kinerja & perilaku saudara @basuki_btp sbg Komut @pertamina . Sy usulkan ke pak @jokowi & pak Menteri @erickthohir utk mencopot saudara BTP dr jabatannya krn menimbulkan kegaduhan dan Kinerja yg bersangkutan juga biasa2 saja.
— Andre Rosiade (@andre_rosiade) September 15, 2020
Hal ini berurutan setelah Ahok mengungkapkan rasa kecewanya kepada perusahaan BUMN yakni Perus Percetakan Uang RI (Peruri).
Dikutip dari Tribunnews.com, perusahaan yang aktif di bidang percetakan uang ini meminta uang sebesar Rp 50 miliar kepada Pertamina untuk proses paperless.
Baca Juga: Sebab Meruginya Pertamina hingga Rp 11 T yang Bikin Ahok Jadi Sorotan
Bahkan Ahok menyindir Peruri yang terkesal ‘tidak nyenyak’, tanpa bekerja selama 10 tahun, setelah mendapatkan uang Rp 500 miliar tersebut.
Di sisi lain, ia juga menyenggol perusahaan BUMN tempatnya bekerja saat ini, pihaknya mendapati pergantian direktur tanpa sepengetahuannya.
Ia pun menilai, beberapa direksi Pertamina ada yang bermain aman dengan melobi menteri.
“Saya sempat marah-marah juga. Jadi direksi-direksi semua mainnya, lobinya ke menteri,” sambungnya.
Baca Juga: Digusur pada Era Ahok, Ketua PDIP DPRD: Kampung Akuarium Melanggar Perda