Sonora.ID - Menteri BUMN Erick Thorir menginstruksikan kepada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) untuk mengelola Blok Wabu, tambang emas hasil penciutan wilayah PT Freeport Indonesia (PTFI).
Mengani hal sejumlah asosiasi pertambangan ikut angkat bicara mengenai keputusan yang dibuat oleh Menteri BUMN Indonesia.
Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli, mengatakan bahwa hal yang lumrah jika kontrak karya yang diciutkan atau dikembalikan kepada negara menjadi wilayah pencadangan negara.
Sehingga dalam hal penanganan PT Freeport sudah menjadi hal lumrah jika di limpahkan kepada PT Aneka Tambang TBK.
Baca Juga: Pemkot Palembang Targetkan Pengerjaan 11 Infrastruktur Mulai Tahun 2021
Rizal juga menyakini bahwa ANTM memiliki pengalaman serta kemampuan untuk melakukan penambangan di daerah yang cukup terisolasi.
Kata dia, sumber daya manusia dan tenaga ahli yang ada di Indonesia sudah mumpuni untuk menjalankan metode penambangan, pengolahan, dan pemurnian.
" Antam juga sudah memiliki pengalaman dalam mengelola tambang emas di beberapa wilayah walaupun cadangan emasnya belum sebesar yang di Blok Wabu," tutur Rizal.
Berdasarkan informasi yang didapat Perhapi, sumber daya (geological resources) emas di blok tersebut kira-kira 8 juta ounces dengan cog sekitar 1.0 g/t.
Baca Juga: Penutupan Festival Kebudayaan Yogyakarta 2020 #Mulanira2 ‘Akar Hening di Tengah Bising’
"Hal ini tentu sangat menarik untuk dikembangkan. Yang perlu dilakukan adalah melakukan studi detail untuk pengembangan proyek tersebut," kata Rizal.
Hal senada juga disampaikan oleh Asosiasi Pertambangan Indonesia atau Indonesia Mining Association (IMA).
Dihubungi terpisah, Pelaksana Harian Direktur Eksekutif IMA Djoko Widajatno mengatakan, secara formal, mengacu pada Undang-Undang Minerba, keputusan untuk menugaskan ANTM mengelola Blok Wabu memang sudah benar.
Namun, seberapa ideal pengelolaan tersebut, masih harus dilihat lebih lanjut.
"Secara hukum sudah benar. Apakah ideal? perlu dibuktikan dengan terwujudnya tambang emas di Wabu, yang memberikan kontribusi pada negara," kata Djoko seperti dilansir dari Kontan.co.id, Minggu (27/9).
Baca Juga: Pengguna Internet Bertambah, Pakar: Masyarakat Sudah Sangat Akrab dengan Media Sosial
Djoko bilang, proses pengelolaan Blok Wabu oleh ANTM masih lah panjang. Sebab, melakukan operasional produksi, ANTM harus terlebih dulu melakukan eksplorasi lanjutan dalam mengkonversi sumberdaya menjadi cadangan, menentukan besaran cadangan, studi kelayakan, mengajukan amdal, serta konstruksi infrastruktur produksi.
"Masih panjang menuju rencana operasi," sebutnya.
Meski demikian, Djoko yakin, kemampuan dan pengalaman, ANTM cukup kompeten secara teknis. Selain itu, untuk modal investasi, ANTM juga bisa minta sokongan dari MIND ID selaku holding pertambangan.
"Tinggal menjaga komitmen dan integrity," imbuhnya. Asal tahu saja, Menteri BUMN Erick Thohir sudah mengirim surat kepada Menteri ESDM Arifin Tasrif terkait dengan pengelolaan Blok Wabu kepada Antam.
Baca Juga: Berisikan Kritikan, Amien Rais Rilis Buku ‘Pilihan Buat Pak Jokowi: Mundur atau Terus’
Erick menyebut, Antam sebagai perusahaan tambang emas pelat merah tidak memilik tambang baru, padahal Antam memiliki cukup banyak karyawan yang hingga menembus 1.000 orang.
"Karena itu kami mengirim surat ke Menteri ESDM (Arifin Tasrif). Dan sudah koordinasi juga dengan Kepala BPKM, agar lokasi yang sudah diterima diberikan Freeport kepada negara diprioritaskan kepada BUMN untuk masuk dalam pengelolaan emas itu," terangnya.
Dengan begitu, secara konkret Antam bukan hanya mini trading company, tetapi juga perusahaan tambang emas.
Erick bilang, sangat menyakitkan dalam posisi Antam yang tidak memiliki tambang emas baru, sementara prospek emas di Indonesia menjadi salah satu suplai yang besar dan dalam kondisi seperti ini harga emas sangat baik.
"Karena itu kita memberanikan diri juga masuk ke lahan eks Freeport itu," tandasnya.
Baca Juga: Pemkot Palembang Targetkan Pengerjaan 11 Infrastruktur Mulai Tahun 2021