Sonora.ID - Selama pandemi Covid-19 tren merawat tanaman hias kian diminati oleh sejumlah orang.
Kenaikan tren tersebut membuat beberapa jenis tanaman hias menjadi melonjak harganya, salah satunya tanaman Monstera atau Janda Bolong.
Baru-baru ini viral di media sosial jika harga tanaman hias Janda Bolong mampu menembus harga ratusan juta rupiah.
Baca Juga: Selain Sepeda, Ternyata Merawat 'Janda Bolong Juga Jadi Hobi Baru Di Tengah Pandemi
Menanggapi fenomena tersebut, seorang Ekonom dari Institute Development of Economics and Financial (Indef), Bhima Yudhistira menyebutkan jika tren ini bisa dibilang sebagai gelembung ekonomi.
"Teorinya adalah gelembung ekonomi (bubble economy) di mana harga aset menyimpang jauh dari nilai intrisiknya," ujar Bhima saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/9/2020).
Bhima menjelaskan, fenomena seperti ini pertama kali tercatat pada 1637 dimana saat itu bunga tulip bisa mencapai harga 3.000-4.200 Gulden di Eropa.
"Kemudian Charles Mackay, menulis buku terkenal Extraordinary Popular Delusions and the Madness of Crowds, bahwa harga tulip bisa melambung tinggi karena pasar irasional," kata Bhima.
Baca Juga: Randu Alas Menolak Meranggas, Mekar Saat 'Panas' di Kebun Raya Purwodadi
Pasar irasional inilah yang sekarang terjadi di Indonesia. Sebuah permainan yang dilakukan antara pedagang untuk sepakat menaikkan harga item tertentu dan membuat harga baru muncul dengan nominal yang berbeda.
Tak hanya itu, para pemain di balik harga ini pun bisa menciptakan rumor-rumor tertentu untuk memperluas upayanya dalam melambungkan harga.
Baca Juga: Dijual Mahal di Amerika, Batang Pisang Ternyata Berkhasiat untuk Penyakit Serius!
Salah satunya tanaman monster jenis variegate yang memiliki campuran putih dan hijau dapat dibanderol tinggi karena disebut tanaman langka atau sebagainya.
Satu hal yang perlu diselidiki menurut Bhima adalah siapa yang bermain di balik permainan harga tanaman hias ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.tv dengan judul Ekonom Angkat Bicara Soal Meroketnya Harga Tanaman Janda Bolong.