Yogyakarta, Sonora.ID - Pariwisata merupakan salah satu engine of growth perekonomian DIY. Industri pariwisata dan penunjang pariwisata memiliki kontribusi 55,37% terhadap perekonomian DIY.
Penurunan drastis pada sektor pariwisata selama masa pandemi COVID-19 berdampak secara signifikan kepada perekonomian DIY terutama sektor yang terhubung langsung dengan pariwisata seperti perhotelan, industri kuliner, transportasi, perdagangan, destinasi wisata, serta konsumsi rumah tangga.
Guna mendorong percepatan pemulihan pariwisata DIY dan adaptasi menuju kebiasaan baru, sinergi program lintas stakeholders telah dilakukan melalui Program SIWIGNYO (Sinergi Wisata Ngayogyakarta).
Meski pandemi melanda, semua pihak tetap produktif mempersiapkan pariwisata Yogyakarta untuk bangkit kembali. Beberapa program telah terimplementasi dengan baik di antaranya penyusunan kajian strategi pariwisata menuju kebiasaan baru, Webinar Series (pelatihan) untuk pelaku pariwisata, maraton sosialisasi SOP protokol kesehatan, implementasi QRIS destinasi dariwisata, dan pengembangan 2 (dua) aplikasi pendukung pariwisata.
Stakeholders yang terlibat aktif di dalamnya antara lain Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, Dinas Pariwisata DIY, Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DPD DIY, dan pelaku pariwisata lainnya.
Dalam rangka memperingati World Tourism Day 2020 yang jatuh pada 27 September 2020, pihak-pihak tersebut kembali berkolaborasi. Program yang diusung kali ini dalam rangka mewujudkan Jogja Tourism Goes to Digital Ecosystem.
Baca Juga: Tim Asrena Polri melakukan kegiatan desk evaluasi pelayanan publik di Ditreskrimsus Polda DIY
Rangkaian kegiatan diselenggarakan pada 27–28 September 2020. 2 kegiatan utama yang akan digelar adalah 'Menoreh Amazing Q-Race'’ yang akan dipusatkan di Oemah Kopi Menoreh, Desa Sidoharjo, Samigaluh, Kabupaten Kulon dan Rapat Koordinasi Pengembangan Pariwisata dengan mengusung tema 'Sinergi Pengembangan Pariwisata DIY' yang akan dipusatkan di Hotel Tentrem, Yogyakarta.
Dalam 'Menoreh Amazing Q-Race’' anggota GIPI DPD DIY, BI DIY dan Dinas Pariwisata DIY akan melakukan touring (motor) menuju kawasan Bedah Menoreh, untuk experiencing aplikasi Visiting Jogja, transaksi pembayaran QRIS, adaptasi pariwisata kebiasaan baru serta menggali potensi destinasi wisata di kawasan Bedah Menoreh.
Pada kesempatan ini, akan disampaikan hasil pendampingan program Local Economic Development (LED) Bank Indonesia pada komoditas Kopi Menoreh dan Pariwisata Desa Sidoharjo, serta rencana pengembangan kawasan Menoreh oleh Badan Otoritas Borobudur.
Baca Juga: Tunggu Penetapan Presiden, KEK Pariwisata Selayar Diklaim Dorong Ekonomi Sulsel
Kegiatan akan diakhiri dengan Deklarasi Bersama Pengembangan Pariwisata di Kawasan Bedah Menoreh.
Hari ke-2, akan dilaksanakan Rapat Koordinasi Pengembangan Pariwisata dengan mengusung tema ’Sinergi Pengembangan Pariwisata DIY' di Hotel Tentrem, dengan agenda:
1) Deklarasi kerjasama Pentahelix: “Jogja Tourism goes to Digital Ecosystem’’ sebagai upaya gaining commitment stakeholders terkait.
2) Sosialisasi oleh Ditpamobvit Polda DIY untuk sinkronisasi program pencegahan penyebaran Covid-19 dan keamanan destinasi wisata DIY.
3) Launching Aplikasi Pendataan Hotel dan SOP Protokol Kesehatan sektor pariwisata DIY (Pranatan Anyar Plesiran DIY).
Baca Juga: Sektor Pariwisata di Kota Palembang Mulai Menggeliat
Seluruh kegiatan dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. Seluruh peserta sebelumnya telah melalui rapid test dan dilengkapi dengan perangkat perlindungan diri utk mencegah penyebaran Covid-19.
Sebagaimana diketahui, hasil kolaborasi stakeholders telah menghasilkan 2 (dua) aplikasi, yaitu Aplikasi Visiting Jogja dan Aplikasi Pendataan Hotel.
Aplikasi Visiting Jogja merupakan aplikasi untuk reservasi tiket (online) destinasi wisata yang dilengkapi transaksi pembayaran menggunakan QRIS. Selama pandemi Covid-19, kunjungan destinasi pariwisata hanya diperbolehkan maksimal 50% dari total kunjungan normal.
Baca Juga: KA Wisata Raih Penghargaan BUMN Marketeers Award 2020
Melalui aplikasi ini, wisatawan dan pengelola daerah wisata dapat mengukur kapasitas kunjungan daerah wisata sesuai dengan batas aman dan melakukan tracking wisatawan sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19.
Selain itu, aplikasi ini juga merupakan showcase daerah wisata unggulan DIY, event budaya dan ekonomi kreatif DIY.
Aplikasi berbasis web dan android ini telah dapat diunduh melalui play store. Hasil dari pendataan kunjungan wisata akan menghasilkan dashboard pariwisata DIY yang nantinya akan bermanfaat bagi penyusunan analisa strategi pengembangan pariwisata DIY.
Sementara, Aplikasi Pendataan Hotel dibangun juga dalam rangka upaya tracking pengunjung hotel sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19.
Pengunjung dapat langsung mengisi data diri (self reporting) secara mudah dengan memindai kode QR dan akan terhubung langsung dengan nomor WA pengunjung.
Keuntungan bagi hotel untuk melakukan targeted promotion secara otomatis kepada pengunjung setia hotel. Hasil dari pendataan kunjungan hotel akan melengkapi dashboard pariwisata DIY yang nantinya akan bermanfaat bagi pengambil kebijakan ekonomi daerah.
Baca Juga: Tim Asrena Polri melakukan kegiatan desk evaluasi pelayanan publik di Ditreskrimsus Polda DIY