Sonora.ID - Memasuki akhir tahun 2020 virus corona masih merebak di sejumlah negara termasuk Indonesia. Berbagai kebijakan pun telah diterbitkan pemerintah demi menekan penyebaran virus penyebab penyakit Covid-19 tersebut.
Sejumlah lembaga di berbagai negara pun diketahui telah mengembangkan vaksin virus corona dalam bentuk dan formula yang berbagai macam. Salah satu vaksin yang menuai kontroversi ialah vaksin yang menggunakan hati ikan hiu.
Melansir The Sun pada Kamis (1/10/2020), para ahli konservasi memperingatkan bahwa bahan utama dalam beberapa bentuk vaksin yang sekarang sedang dikembangkan adalah squalene, minyak alami yang dipanen dari hiu.
Baca Juga: Terawan Ungkap Kelompok Prioritas Penerima Vaksin Virus Corona
Sekitar 3.000 hiu dibutuhkan untuk membuat satu ton squalene. Ahli konservasi memperkirakan bahwa mengimunisasi populasi dunia hanya dengan satu dosis vaksin virus corona dengan squalene akan menyebabkan pemusnahan 250.000 hiu.
Squalene adalah senyawa organik yang terdapat pada tubuh makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Suplemen squalene yang mengandung minyak hati ikan hiu, umumnya memiliki bau dan rasa yang tidak enak.
Selama ini, industri farmasi dan kosmetik sudah biasa mengubah squalene menjadi krim pelindung sinar matahari.
Kali ini, peran squalene bukan untuk kosmetik, melainkan menjadi “adjuvant”—istilah ilmu farmasi yang berarti fungsinya untuk memperkuat efek vaksin dengan cara memperbesar imunitas tubuh.
Pengembang vaksin dengan ekstrak liver hiu itu adalah the University of Queensland, bersama perusahaan bioterapi CSL dan Seqirus.
Menurut Shark Allies, jika vaksin tersebut lolos, dan disuntikkan pada seluruh populasi Bumi, minimal 249.351 hiu di alam bebas terpaksa dikorbankan