PMI, lanjutnya, selain memiliki jiwa ikhlas, juga harus menjadi peran edukatif yang berjalan di masyarakat dalam semua aspek, baik kesehatan, juga kemanusiaan.
Menurutnya, seluruh organ yang ada di PMI, tingkat provinsi, maupun kabupaten/kota, harus menampakkan ekspresi yang memang melayani.
“Jadi, ekspresi ini penting. Meskipun kita pakai masker tertutup, dari kerling mata saja kita sudah lihat. Orang bisa menilai, ini ikhlas atau tidak, ini marah atau ketawa, ya ketahuan. Maka, olahlah pelayanan itu mulai dari ekspresi,” ungkap mantan Bupati Ogan Komering Ulu (OKU) Timur dua periode tersebut.
Ia menambahkan, selain ekspresi, pelayanan juga harus ditampilkan melalui gestur tubuh.
“Kita senyum, tapi ada orang kecelakaan butuh bantuan kita hanya begini, juga gak cukup senyum saja. Ada orang butuh darah, yang keluarga tidak mampu. Saya pernah melayat di satu titik. Ada pemuda yang menangis karena istrinya meninggal, mencari tidak tahu, tapi bukan di kota Palembang, dekat dengan kota Palembang. Istrinya blooding habis melahirkan. Persoalannya cuma satu, gak ada donor,” ujar suami dari Febrita Lustia tersebut.
Baca Juga: Bawaslu Balikpapan Terima Laporan Kampanye Hitam dalam Pilkada 2020