Sonora.ID - Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan digelar secara serentak di beberapa daerah pada 9 Desember mendatang, menimbulkan beragam kekhawatiran.
Pakar Pemasaran Politik, Associate Professor Dr. Markoni Badri, MBA mengungkapkan apabila kondisi pandemi Covid-19 masih belum pulih pada saat pelaksanaan Pilkada nanti, dikhawatirkan tingkat partisipasi pemilih akan berkurang.
“Saya prediksi jika kondisi Covid-19 masih seperti ini saat Pilkada nanti, mungkin tingkat partisipasi pemilih masih bisa berada diatas 30 persen,” katanya kepada Smart Fm Palembang, Kamis (01/10).
Baca Juga: Kasus GHPR di Palembang Tahun Ini Terbilang Rendah
Markoni mengatakan, pandemi Covid-19 dikhawatirkan menjadi salah satu faktor meningkatnya golput pada Pilkada selain faktor-faktor lain.
“Kalau sebelum adanya Covid-19, yang menjadi alasan para pemilih untuk golput itu karena dua faktor yakni kekecewaan dan ketidakpuasan atas pelayanan yang diberikan pemimpin sebelumnya dan tidak menariknya para kandidat, mungkin dari segi program maupun tingkat elektabilitas. Tapi di situasi sekarang mungkin para pemilih memiliki alasan baru untuk melakukan golput yaitu memilih untuk tidak datang ke TPS guna menghindari keramaian,” jelasnya.
Baca Juga: CMS: Solusi Membangun Website dengan Mudah dan Murah
Meskipun begitu, Markoni berharap, pada saat hari-H pelaksanaan Pilkada serentak nanti tingkat partisipasi masyarakat bisa semakin baik.
“Tentunya kita sama-sama berharap pada pelaksanaan Piliada nanti masyarakat tidak berfikir apatis sehingga tingkat golput diharapkan akan rendah. Karena tolak ukur keberhasilan Pilkada itu tercermin dari tingkat partisipasi masyarakat. Kalau tingkat golput nya tinggi, maka legitimasi pemimpin yang terpilih nanti bisa-bisa diragukan,” tutupnya.
Baca Juga: CMS: Solusi Membangun Website dengan Mudah dan Murah