Semarang, Sonora.ID - Wisata tradisional baru yang masih menjadi unggulan di Desa Wisata Nongkosawit, Gunungpati, Kota Semarang, adalah Omah Pang.
Spot ini berupa rumah kayu terbuat dari ranting pohon jati.
Lokasinya berada di RT 2 RW 1, sebelah utara Kantor Kelurahan Nongkosawit.
Warsono Ketua Pokdarwis Kandang Gunung menyebut pembuatan Omah Pang terinspirasi dari bangunan lampau di zaman nenek moyang jawa yang suka berpindah tempat.
"Omah Pang ini prototipe rumah jawa primitif. Jadi kami gambarkan sebagai rumah nenek moyang di zaman dulu yang suka berpindah," tuturnya.
Baca Juga: Fokus Pengembangan Desa Wisata di Kalsel, Progres Raperda Diklaim Capai 70 Persen
Nama Omah Pang berasal dari dua kata dengan menggunakan bahasa jawa. Omah memiliki arti rumah dan pang berarti ranting pohon. Selain itu kata Pang memiliki makna tersendiri. Huruf P merupakan panggonan atau tempat.
Huruf A berarti anak-anak, huruf N artinya ngleluri atau menjaga seni budaya tradisional Jawa dan huruf G berarti guyup rukun.
Omah Pang dimaksud sebagai tempat bagi anak-anak untuk melestarikan seni budaya dan berinteraksi sosial. Tujuannya supaya anak-anak terhindar dari ketergantungan terhadap gadget.
"Rada kerene tempat iki ben ngurangi anak-anak dolanan hp (lebih kerennya supaya tempat ini mengurangi anak-anak bermain handphone)," tambahnya.
Warsono menambahkan proses pembuatan Omah Pang sekitar empat bulan. Berlangsung dari Januari hingga April 2019.
Baca Juga: Kemenparekraf Sosialisasikan Panduan Pelaksanaan CHSE Usaha Wisata Selam
Pang atau ranting yang digunakan ialah jenis kayu jati. Selain awet dan tahan lama, kayu jati merupakan bagian ciri khas kekayaan lokal Pulau Jawa.
"Jenisnya kayu jati. Selain awet, kayu ini juga jadi khas pulau Jawa," imbuhnya.
Bowo Kajangan yang akrab disapa Kang Bowo ialah arsitek bangunan rumah ranting ini. Dia merupakan seniman Semarang yang aktif berkreasi sejak tahun 1980-an.
Bangunan di sekeliling wisata ini terbuat dari kayu dengan rindang pepohonan yang menaungi. Bahkan alas bangunan bagian halaman rumah masih dibiarkan berselimutkan tanah liat.
Omah Pang juga terdapat area bermain anak-anak seperti egrang, dakon, blarak sempal, dan beberapa alat permainan tradisional lain.
Baca Juga: Tingkatkan Pariwisata, Pemkab Semarang Ajak Blogger Promosi Wisata Daerah
Omah Pang kini juga terbuka bagi semua kalangan. Masuk pun tak dikenakan biaya.
"Kalau datang perorangan untuk berswafoto, Omah Pang ini masih gratis.
Namun kalau pengunjung datangnya bersama atau ambil jenis paketan wisata Nongkosawit, Omah Pang masuk dalam retribusi," tandasnya.
Kelurahan Nongkosawit juga memiliki beberapa spot wisata menarik lain. Diantaranya river tubing di Kali Jedung, pemandangan Curug Mahtukung, sawah terasering, permainan tubruk ikan, dan wisata tanam padi. B
erkunjung ke wisata ini membuat kita kembali ke masa lampau, sebab banyak sekali wisata alam yang masih asri dan memukau.
Baca Juga: Wisata Duta Covid-19 Sulsel Tekan Penyebaran dan Tingkatkan Kesembuhan