Balikpapan, Sonora.ID - Kota Balikpapan pada bulan September 2020 mencatatkan deflasi sebesar -0,46% (mtm), lebih dalam jika dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar -0,21% (mtm).
Secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan tercatat sebesar 0,13% (yoy). Inflasi tahunan Kota Balikpapan tersebut masih berada di bawah target inflasi tahun 2020 yang sebesar 3,0%±1.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, deflasi pada bulan laporan disebabkan oleh penurunan harga kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan sumbangan sebesar -0,23% (mtm) yang berasal dari berlanjutnya penurunan harga daging ayam ras, bawang merah dan cabai rawit seiring dengan pasokan yang cenderung stabil di tengah konsumsi yang masih tertekan selama Pandemi Covid-19.
Baca Juga: 4 Bahan Dapur Ini Bisa Dijadikan Pupuk Agar Tanamanmu Cepat Subur, Lho!
Kelompok pakaian dan alas kaki juga menjadi penyumbang deflasi bulan berjalan seiring dengan rendahnya permintaan terhadap beragam jenis sandang seperti celana panjang pria, baju anak setelan dan baju kaos kerah.
Selain itu, kelompok transportasi juga masih menyumbang deflasi -0,11% (mtm) yang berasal dari penurunan tarif angkutan udara pada periode low season di tengah permintaan yang turut tertekan selama Pandemi COVID-19.
Sementara itu, laju deflasi sedikit tertahan oleh peningkatan harga dari kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan (andil 0,02%/mtm) yang bersumber dari peningkatan biaya pulsa ponsel.
Baca Juga: BPS Ungkap Deflasi Sumsel Bulan Agustus Capai 0,33 Persen
Ke depan, beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberikan tekanan inflasi, diantaranya adalah: i) kebijakan Pemerintah untuk melakukan pengurangan DOC yang akan mempengaruhi produksi daging ayam ras, ii) potensi musim hujan yang dapat mempengaruhi produksi sayuran, dan iii) tren kenaikan permintaan emas pada masa Pandemi COVID-19.
Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan terus bersinergi dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga di tengah Pandemi COVID-19, serta memperkuat koordinasi kebijakan guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil sesuai sasaran target inflasi.