Makassar, Sonora.ID - Kasus kematian akibat virus corona di kota Makassar ternyata lebih tinggi dibandingkan kasus kematian di ibu kota, Jakarta.
Seperti disampaikan ketua tim epidemiologi covid 19 Makassar dari Universitas Hasanuddin, Ansariadi saat ditemui di posko gugus tugas, jalan Nikel Raya, Selasa (6/10/2020).
Dia mengungkapkan kasus kematian akibat Covid-19 di kota setempat diketahui sebesar 3,25 persen. Sementara di Jakarta hanya berkisar 2,21 persen.
Menurutnya, hal ini dikarenakan penanganan di awal pandemi belum dilakukan secara maksimal.
Baca Juga: Kericuhan Warnai Aksi Mahasiswa Manado yang Tolak Omnibus Law
Disisi lain, Ansariadi menyebut kasus kematian akibat virus coroba sudah dapat ditekan dan bahkan lebih rendah dari angka kematian nasional, sebanyak 3,7 persen
Dia sendiri mengatakan kasus kematian akibat Covid-19 tak bisa dipastikan jika tak ditanggani di Rumah Sakit (RS).
"Kasus kematian tinggi di awal dibanding sekarang, ini menunjukkan kasus sudah tertangani dengan baik. Tapi kita bisa memastikan penyebab kasus kematian akibat Covid-19 itu karena apa jika tertangani di RS," jelasnya.
Baca Juga: Banyak Laundry Tak Miliki Ipal, Mahasiswi ITS Hadirkan Konsep 3R
Namun Ansariadi mengatakan jika kasus kematian akibat Covid-19 beberapa karena keterlambatan penanganan akibat kondisi yang parah.
"Kita tidak bisa pastikan ku jika jumlah kematian terjadi di Rumah. Tapi bisa jadi karena penanganan di RS karena terlambat datang, karena sejauh ini kita lihat ketersediaan ventilator cukup," paparnya
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Naisyah Tun Azikin mengakui bahwa kasus kematian di kota Makassar akibat Covid-19 diindikasi pihaknya karena ketakutan masyarakat terhadap RS.
"Banyak takut RS, biasanya kejadiannya sudah waktunya datang cuci darah, tidak datang takut Covid-19. Padahal sudah harusnya diantisipasi harus datang," tutur Naisyah
Naisyah juga menekankan kasus kematian akibat Covid-19 dikarenakan sebelumnya tak diperiksa di RS. Namun dalam kondisi parah, masyarakat baru membawa ke RS dan baru terdeteksi Covid-19.
"Biasanya itu karena memang tidak ditangani di RS, didiamkan begitu, baru kalau kasusnya sudah parah, baru kita tahu ternyata Covid-19. Ini yang jadi masalah," keluhnya
Olehnya itu, Naisyah mengimbau RT/RW untuk terus melakukan fungsi edukasi dan pengawasan pada warga agar kasus Covid-19 di sekitarnya bisa dideteksi lebih dini.
Baca Juga: Omnibus Law Cipta Kerja Disahkan, Fraksi Rakyat Indonesia Kalsel Siap Turun ke Jalan