Bandung, Sonora.ID - Rabu (7/10/2020) PT Len Industri berusia 29 tahun. Hut kali ini mengusung tema “Bangkit Bersama Demi Bangsa” yang diisi dengan rangkaian acara pemotongan tumpeng, pelepasan karyawan purnabakti, penghargaan karyawan, serta ceramah motivasi bersama Ustad Evie Effendi.
“Acara ulang tahun ini dikemas secara online, karena kalau suatu acara dihadiri banyak orang jelas menyalahi aturan atau Protokol Pencegahan Covid-19. Tidak boleh membiarkan orang berkumpul dalam jumlah banyak. Tapi saya yakin, meski acara dikemas cukup sederhana akan tetap meriah dihadiri semua karyawan yang sebagian besar millennial,” ucap Manajer Komunikasi Korporasi PT Len Industri (Persero) Rastina Anggraeni.
Tema tahun ini merupakan aktualisasi dari kondisi perusahaan sekarang yang diakibatkan wabah pandemi Covid-19 yang belum usai hingga detik ini.
Baca Juga: Terapkan Sejumlah Protokol, PT Len Siap Jalankan Skenario New Normal
Imbas dari pandemi, beberapa proyek yang tengah dikerjakan perusahaan menjadi mundur hingga pemotongan anggaran dari pemberi kerja, terutama pemerintah, karena dialokasikan untuk penanggulangan pandemi.
Kondisi ini tentu secara langsung mempengaruhi kinerja operasional maupun keuangan perusahaan di akhir tahun nanti.
"Mari kita merapatkan barisan, stop mengeluh dan merasa menjadi korban, apa yang terjadi pada kita, keluarga, dan perusahaan adalah tanggung jawab kita. Yakinkanlah kalau kita terus begerak, bekerja keras, dan tetap kompak, masa depan yang cerah dan luar biasa pasti menanti kita," demikian disampaikan Direktur Utama Len Industri, Zakky Gamal Yasin dal siaran persnya yang diterima Redaksi Sonora Bandung, Jumat (9/10/2020).
“Melalui puncak acara HUT ini, sebenarnya kita berdoa bersama-sama, mengumpulkan semangat melalui kebersamaan, agar perusahaan segera bangkit dan secepatnya bisa kondusif dan sehat kembali. Meski kondisi sulit seperti sekarang, PT Len Industri tetap progresif menyelesaikan proyek-proyek yang ditangani dengan pembatasan aktifitas sesuai protokol,” tambah Zakky.
Yang terbaru, saat ini Len tengah menggarap proyek pemasangan 16.800 titik PJUTS (Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya) mencakup Wilayah Barat (Sumatera, Tangerang, Jawa Barat), Wilayah Tengah (Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan), dan Wilayah Timur (Sulawesi, Maluku, Papua).
Pemerintah sendiri melalui Kementerian ESDM menargetkan pemasangan 45 ribu titik PJUTS di 33 provinsi, sehingga masih akan ada peluang lainnya lagi.
Baca Juga: Lebih dari 700 Paket Bantuan Disalurkan PT Len Industri kepada Warga Terdampak Covid-19
Dalam proyek PJUTS, komponen yang paling memiliki porsi terbesar adalah modul surya sebagai komponen yang menghasilkan dan menyalurkan arus listrik ke lampu dengan memanfaatkan sinar matahari.
Modul surya yang digunakan diproduksi sendiri oleh Len Industri dan memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 43,5%.
“Terkait penugasan dalam rangka penanganan pandemi covid-19, Len masih memproduksi perangkat emergency ventilator #BPPT3S-Len yang menggunakan desain dan komponen lokal. Hingga saat ini, kami telah menerima permintaan total sebanyak 153 unit ventilator dari Yayasan BUMN, Bank Mandiri, PT KIO 95, Perum Peruri, RS Budi Sehat, yang semuanya akan disumbangkan kepada rumah sakit yang menangani pasien penderita covid. Emergency Ventilator #BPPT3S-Len dipasarkan dengan harga Rp 25 juta,” ungkap Zakky.
Proyek berjalan di bidang railway saat ini antara lain pembangunan sistem persinyalan dan telekomunikasi jalur kereta antara Mandalle - Palanro Lintas Makassar – Parepare di sepanjang jalur 60 km melewati 7 stasiun persinggahan.
Jalur ini merupakan bagian dari KA Trans Sulawesi sepanjang 145 km yang merupakan jalur kereta pertama di pulau tersebut. Trans Sulawesi sangat penting untuk mempercepat arus logistik dan penumpang dari dan ke kota Makassar.
Sedangkan di bidang pertahanan, Len belum lama ini ikut mendukung kegiatan Latbakjarat (Latihan Menembak Senjata Berat) TNI AD terintegrasi Pussen Arhanud TA 2020 di Pandanwangi Lumajang, bulan lalu.
Baca Juga: Jelang Akhir Tahun 2020, PT INTI Ganti Komisaris
Untuk diketahui, Bagi PT Len Industri, tahun 1991 hingga 2002 merupakan fase survival era dalam sejarah perkembangan Len, di mana korporasi melakukan transformasi budaya perusahaan dari instansi penelitian bernama LEN (Lembaga Elektroteknika Nasional) pada 1965, kemudian menjadi instansi industri profesional bernama PT Len Industri (Persero) sejak tahun 1991 sebagai BUMN (Badan Usaha Milik Negara).
Len pernah juga menjual produk konsumsi (consumer goods) seperti sepeda listrik dan lampu bawah air pada fase ini.
Baru pada kurun waktu tahun 2002 hingga 2007, perusahaan melakukan transformasi bisnis dan management development.
Selama era transformasi ini, Len Industri menentukan langkah dan mengembangkan berkiprah di sektor usaha elektronika pertahanan, sistem perkeretaapian, energi baru terbarukan, telekomunikasi, sistem kontrol, hingga sistem navigasi.
Pada fase berhasil melahirkan langkah brilian dalam transformasi bisnis, mengingat lini usaha tersebut mampu bertahan hingga 29 tahun selanjutnya, mengantarkan Len Industri terus berkembang hingga sekarang.
Fase selanjutnya, Len Industri sebagai BUMN berhasil mendapatkan kepercayaan dan dukungan menggarap proyek-proyek berskala nasional.
Sebagai EPC (Engineering, Procurement, and Construction) maupun manufaktur, kini Len Industri didukung oleh 4 anak perusahaannya.
Dalam industri persinyalan kereta di Indonesia, PT Len Industri berada di balik layar suksesnya transportasi perkeretaapian dalam negeri.
Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun, Link Park Rilis “In The End” Versi Demo
Di tingkat nasional, Len Industri telah dipercaya berkontribusi dalam pembangunan transportasi urban seperti LRT Palembang, LRT Jakarta, Skytrain Bandara Soekarno-Hatta sebagai kereta full driverless pertama di Indonesia, serta LRT Jabodebek hingga jalur utama (mainline) di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Secara kesuluruhan, Len telah terlibat dalam 120 lebih proyek persinyalan di sepanjang 219 stasiun dan 2.430 km jalur utama (mainline) kereta.
Dengan track record PT Len Industri yang telah terbukti di industri nasional, kini PT Len Industri unjuk keandalan dan memperluas pasar sistem perkeretaapiannya di kancah global dimulai dari Asia Pasifik dan Afrika dengan membentuk konsorsium bersama BUMN lain.
Seiring dengan terus meningkatnya kompetensi dan pengalamanya di bidang elektronika pertahanan, serta dukungan pemerintah kepada industri pertahanan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan alutsista, kini lini bisnis pertahanan menjadi yang paling diharapkan dalam menunjang kinerja Len Industri untuk beberapa tahun ke depan.
Sebut saja kontrak pekerjaan yang saat ini masih berjalan sepanjang tahun 2020 seperti Radar Medium Range (TNI AU), Pertahanan Udara Starstreak Indonesia (TNI AD), modernisasi Combat System MRLF (Multi Role Light Frigate) KRI Usman Harun (TNI AL), Taktikal Radio Alkom Perbatasan Kalimantan Timur (TNI AD), serta National Tactical Data Link (TNI AU).
Semua ini diraih berkat konsistensi peran perusahaan dalam bidang pertahanan sejak awal tahun 2000-an.
Sedangkan dalam industri renewable energy, Len Industri adalah produsen panel surya pertama di Indonesia sejak 1985. Kini bersama Pertamina dan PLN per Juli 2020 ditunjuk pemerintah sebagai Tim Percepatan Pemanfaat 1,4 GWp PLTS di kalangan BUMN.
Di sisi lain, Len melalui anak usahanya juga menawarkan solusi berupa PV-Rooftop atau atap surya untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga maupun perkantoran sejak 2018 silam.
Selain itu, sebanyak 491 titik BTS tenaga surya telah dibangun dan dioperasikan sejak 2016 sebagai infrastruktur telekomunikasi di area blankspot untuk menghubungkan masyarakat di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) dengan daerah lainnya di Indonesia.
Baca Juga: Peringati HUT ke-75 TNI Kodim 1303 Bolmong Gelar Bakti Sosial Donor Darah
Tak kalah pentingnya di bidang TIK (teknologi informasi dan komunikasi), PT Len Industri sudah turut serta dalam pembangunan jaringan optik, pemancar TV, stasiun seismic dan radar cuaca BMKG yang menyebar dan mengkoneksikan setiap wilayah Indonesia.
Tidak hanya dalam proses pembangunannya saja, hingga kini perusahaan tetap dipercaya dalam melakukan pengoperasian dan pemeliharaan dari proyek-proyek di atas.
Spektrum bisnis elektronika pertahanan, sistem perkeretaapian, renewable energy, dan didukung TIK kini menjadi core business perusahaan dalam mendongkrak kinerja perusahaan.
Inovasi dan teknologi seolah menjadi semboyan yang terus digelorakan sebagai bagian dari budaya perusahaan dalam mendukung usaha perusahaan sebagai EPC maupun manufaktur.