Banjarmasin, Sonora.ID - Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, peringatan wafatnya Pahlawan Nasional Pangeran Antasari tahun ini digelar dengan sangat sederhana karena masih dalam situasi pandemi CoVID-19.
Tanpa mengundang Karang Taruna dan pelajar, ziarah rombongan dalam rangka Peringatan ke-158 tahun wafatnya pahlawan kebanggan Tanah Banjar itu, hanya diikuti unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kalimantan Selatan (Forkopimda Kalsel), Dewan Harian Daerah Angkatan 45 (DHD 45), Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), Dinas Sosial Kalsel dan tentunya perwakilan dari ahli waris Pangeran Antasari.
Meski digelar dengan jumlah peserta yang sangat terbatas, peringatan wafatnya Pangeran Antasari tetap berjalan khidmat dan khusyuk dengan pimpinan ziarah, Danrem 101/Antasari, Brigjen TNI Firmansyah.
Baca Juga: Dibanjiri Dukungan, Warga Minta Ibnu-Arifin Lanjutkan Pembangunan
"Kita sebagai generasi berikutnya harus meneruskan perjuangan Pangeran Antasari dengan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif," ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Resnawan, usai berziarah di Makam Pahlawan Antasari di Jalan Malkon Temon, Banjarmasin, pada Minggu (11/10) pagi.
Menurut Rudy, semboyan Pangeran Antasari 'Waja Sampai Kaputing' wajib diteladani seluruh lapisan masyarakat, terutama generasi muda agar tidak mudah menyerah sebelum mendapatkan apa yang diinginkan.
"Semangat yang telah dicontohkan Pangeran Antasari harus menjadi motivasi bagi kita semua," imbuh mantan Wali Kota Banjarbaru dua periode.
Ditambahkannya lagi, wajah Pangeran Antasari yang terpampang di uang pecahan Rp 2.000, merupakan bentuk penghargaan Pemerintah RI atas segala perjuangan dan pengorbanan yang diberikan pahlawan asal Tanah Banjar itu.
"Gambar uang Rp 2.000 beberapa tahun yang lalu itu salah satu penghargaan. Ada juga pencantuman nama (Pangeran) Antasari pada salah satu kampus negeri di Banjarmasin," pungkas Rudy.
Sementara itu, Danrem 101/Antasari, Brigjen TNI Firmansyah, menekankan pentingnya meniru semangat Pangeran Antasari ketika berjuang mengusir penjajah dari Banua.
Baca Juga: Masih Pandemi, Hari Jadi ke-494 Kota Banjarmasin Disederhanakan
"Semangat almarhum Pangeran Antasari tidak boleh terputus pada saat beliau meninggal. Namun kita ambil maknanya bahwa perjuangan kita tidak akan pernah selesai," ungkap perwira tinggi TNI kelahiran Banjarmasin tahun 1968 ini.
Namun dijelaskannya, perjuangan yang dilakukan pada masa lampau sangat berbeda dengan yang harus dilakukan saat ini.
"Perjuangan kita sekarang banyak pada hal-hal yang bersifat kompleks. Contohnya dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan pada saat pandemi CoVID-19," tutupnya.