Sejahterakan Masyarakat Sekitar Hutan, Pemprov Kalsel Kembangkan HHBK

12 Oktober 2020 09:45 WIB
pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Kalimantan Selatan
pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Kalimantan Selatan ( istimewa)

Banjarmasin, Sonora.ID - Kalimantan Selatan dikenal sebagai daerah yang memiliki sumber daya alam yang beragam dan sangat potensial untuk dikembangkan.

Apalagi dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan, yang nantinya akan berimbas pada pendapatan daerah.

Salah satu yang dilakukan adalah melalui pemanfaatan kawasan hutan dengan mengedepankan konsep pelestarian lingkungan dengan pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).

Baca Juga: Mari Berbagi Ide untuk Transformasi Pembangunan Indonesia yang Berkelanjutan dalam #1000GagasanEkonomi Tanpa Merusak Lingkungan

"Salah satu konsep utama dari Revolusi Hijau adalah mensejahterakan masyarakat sekitar hutan. Selain produk hutan berupa kayu, Pemprov Kalsel saat ini gencar mengembangkan produk HHBK," kata Irvan, Kepala Seksi Pemasaran dan Pengolahan Hasil Hutan dan PNBP Dinas Kehutanan Kalsel, Senin (12/10).

Hutan Kalimantan Selatan seluas 1,7 juta hektar memiliki beragam jenis HHBK yang sejak lama sudah digeluti masyarakat secara turun temurun, maupun yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Untuk mempermudah pemasaran produk HHBK yang dihasilkan masyarakat dari beberapa Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Pemprov Kalsel sudah membangun Pusat Pemasaran Hasil Hutan.

Baca Juga: Pengumunan Adipura Ditunda, Pemprov Kalsel Tetap Pantau Kebersihan

Produk HHBK yang dipamerkan di Pusat Pemasaran Hasil Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel terdiri dari produk-produk seperti madu alam, kopi lokal, gula merah, beras merah dan minyak kemiri.

"Selain itu ada juga olahan jamur, minyak sereh, minyak buah ulin, kayu manis, jamu-jamuan, tikar lampit, kursi rotan serta juga obyek wisata alam dari kawasan hutan Kalsel," tutur Warsita, Kabid Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan (PPH) Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel.

Saat ini menurutnya, berbagai produk HHBK mulai dipasarkan melalui pasar online di marketplace besar. Hal ini merupakan bagian penting dari Revolusi Industri 4.0, mengingat e-commerce sudah menjadi kewajiban para produsen dalam memasarkan produk, termasuk pula sektor kehutanan.

Baca Juga: Terpuruk Akibat Pandemi, Ekonomi Kalsel Diprakirakan Pulih Tahun Depan

Sementara dalam rangka mensukseskan program Revolusi Hijau ke depan Dinas Kehutanan Kalsel akan meluncurkan aplikasi e-Service.

Aplikasi ini memungkinkan masyarakat untuk mengetahui pembangunan kehutanan di Kalsel seperti jasa lingkungan, destinasi wisata dan produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HBBK).

“Siapapun nantinya bisa mengakses aplikasi e-Service. Dari aplikasi tersebut dapat mempermudah untuk mencari tahu hasil hutan seperti tanaman sengon dan berapa produksinya, mengetahui destinasi wisata yang akan dikunjungi dan berbagai produk HHBK misalnya gula merah, madu dan lain-lain,” ujar Plt Kepala Dishut Kalsel, Fatimatuzzahra.

Baca Juga: Bertemu Moeldoko, Aspirasi Mahasiswa Kalsel Akhirnya Disampaikan

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm