Sonora.ID - Empat bulan sudah kasus Jerinx menjadi perbincangan publik, terhitung setelah laporan atas unggahannya dirapatkan oleh pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Hingga saat ini kasus tersebut masih terus diproses, karena pihak I Gede Ari Astina atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jerinx, meminta jalur mediasi dengan pihak IDI.
Meski demikian, Ketua IDI Bali, dr. Gede Putra Suteja tidak merespon permintaan mediasi tersebut, karena unggahan Jerinx dinilai merugikan tenaga medis.
Baca Juga: Viral Video Nora Alexandra dan Jerinx di Mobil Tahanan, Kejati Bali akan Panggil Jaksa & Petugas
Sebelumnya, diketahui bahwa Jerinx menyebut IDI sebagai ‘kacung WHO’ dalam menangani penyebaran virus corona di Indonesia.
Dengan ungkapannya yang disampaikan di media sosial tersebut, Jerinx menjadi terdakwa UU ITE dan tengah menjalani proses persidangan.
Dikutip dari Kompas.com, Putra Suteja menyatakan bahwa unggahan tersebut merugikan tenaga medis yang sudah berjuang menjadi garda terdepan melawan Covid-19.
Baca Juga: Jamin Dirinya Tak Akan Ulangi Kesalahan Lagi, Jerinx SID Relakan Akun Instagramnya di Hapus
Bahkan, pihaknya menyatakan bahwa apa yang disampaikan Jerinx tersebut sempat menurunkan semangat para tenaga medis.
“Selama beberapa hari, itu menurunkan semangat kami. Menuduh ini, itu. Padahal di belakang saya, dokter-dokter, dan adik-adik saya sudah bekerj sekuat tenaga,” ungkapnya menjelaskan alasannya menolak mediasi.
Pihaknya menyatakan bahwa saat ini banyak masyarakat yang tidak percaya lagi dengan apa yang tenaga medis lakukan, karena apa yang diungkapkan oleh Jerinx pada bulan Juni lalu.
Baca Juga: Jerinx Bersedia Hapus Akun Medsos Untuk Dapatkan Penangguhan Penahanan
“Dengan adanya perkataan demikian, menyebabkan kami menjadi lemah, dan menjadikan masyarakat tidak percaya dengan apa yang kami laksanakan di lapangan,” sambungnya.
Dalam unggahan Jerinx, pihaknya menyatakan bahwa IDI dan rumah sakit bertindak seenaknya mewajibkan semua orang yang akan melahirkan harus tes Covid-19.
“Gara-gara bangga jadi kacung WHO, IDI dan rumah sakit dengan seenaknya mewajibkan semua orang yang akan melahirkan tes Covid-19,” tulisnya empat bulan yang lalu.
Baca Juga: IDI Palembang: Isu Rumah Sakit Meng-Covid-kan Pasien Adalah Hoax