Burhan membeberkan ada sejumlah tingkatan jabatan yang diduga terindikasi LGBT.
Menurutnya, prajurit yang terindikasi dan pangkatnya paling rendah adalah Prajurit II.
Namun, kata Burhan, prajurit tersebut hanyalah korban.
"Ada yang melibatkan baru lulusan Akmil berarti Letda atau Lettu, yang terendah prajurit II itu korban LGBT di lembaga pendidikan.”
Baca Juga: Jadi yang Pertama di Asia Tenggara, Thailand Berpotensi Legalkan Pasangan Sejenis Tinggal Bersama
"Juga ada pelatih yang punya perilaku menyimpang, dimanfaatkanlah di kamar-kamar siswa untuk LGBT,” ujarnya.
Adapun 20 prajurit yang terindikasi LGBT itu tersebar di beberapa wilayah di Indonesia seperti Makassar, Bali, Medan, dan Jakarta.
"Makassar banyak, Bali ada, Medan banyak, Jakarta banyak sekali," ujarnya.
Para prajurit tersebut kemudian diputus bebas oleh pengadilan militer. Padahal pimpinan TNI AD menginginkan mereka dipecat atau dihukum.