Semarang, Sonora.ID - Demi menekan angka putus sekolah, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalukan berbagai upaya termasuk membangun sekolah virtual.
Menurut keterangan Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Padmaningrum, sekolah virtual ini merupakan solusi agar anak-anak miskin yang tidak sekolah bisa tetap melanjutkan belajarnya dengan baik.
"Mereka yang ikut sekolah virtual ini semuanya gratis, kami berikan fasilitas berupa handphone dan juga beasiswa," kata dia, Semarang, Rabu (14/10/2020).
Baca Juga: Solusi Efektifitas Belajar Daring Melalui Teknologi Gamifikasi
Ia juga mengungkapkan, jika sistem sekolah virtual sama dengan sekolah reguler. Adapun siswa sekolah virtual juga tercatat dalam data Dapodik siswa. Mereka akan mendapatkan kurikulum yang sama, serta saat lulus juga mendapatkan ijazah yang diakui meski dengan metode yang berbeda. Para siswa anyak sekolah secara daring dan sesekali dilakukan tatap muka.
Saat ini pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan membuka sekolah virtual di dua tempat (SMAN 3 Brebes dan SMAN 1 Kemusu Boyolali). Namun ke depan, akan terus membuka sekolah virtual ini di daerah-daerah pelosok dan tergolong miskin.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan ide awal pembuatan sekolah virtual ini adalah untuk memberikan semua anak-anak kesempatan belajar.
Ganjar membuat sekolah virtual untuk mengatasi persoalan anak putus sekolah ini akan banyak membantu yang membutuhkan belajar namun tidak mampu secara finansial. Setidaknya ada 45.000 anak di Jawa Tengah yang tidak sekolah atau putus sekolah karena permasalahan biaya.
“Sekolah virtual ini diampu oleh sekolah SMA/SMK negeri yang ada di sana. Harapannya, anak-anak ini bisa tetap belajar di rumah dengan sistem daring dan sekali-kali bisa tatap muka. Maka, mereka anak-anak yang punya cita-cita bagus, akan mendapatkan kesempatan," jelas Ganjar.
Sementara ini, rintisan sekolah virtual dibuka di dua tempat dan diampu oleh sekolah negeri yakni di Brebes dan Boyolali. Masing-masing sekolah diikuti oleh 36 siswa. Sehingga, proses belajar mengajar yang didapat bisa tetap memenuhi standar pendidikan nasional.
"Sekolah virtual ini diampu oleh sekolah SMA/SMK negeri yang ada di sana. Harapannya, anak-anak ini bisa tetap belajar di rumah dengan sistem daring dan sekali-kali bisa tatap muka. Maka, mereka anak-anak yang punya cita-cita bagus, akan mendapatkan kesempatan," tambahnya.