Sonora.ID - Para elite Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) terlibat adu mulut dengan aparat di Bareskrim Mabes Polri karena tak diizinkan untuk menjenguk anggotanya yang ditangkap polisi.
Aparat di Gedung Bareskrim Mabes Polri dengan tegas menolak sejumlah anggota KAMI yang ingin berniat menjenguk atas tuduhan terkait aksi unjuk rasa menolak omnibus law UU Cipta Kerja.
Kejadian itu bermula ketika para rombongan elite KAMI yakni Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, mantan Ketua MUI Din Syamsuddin, Rocky Gerung, dan beberapa tokoh lain hendak menemui Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis.
Kedatangan mereka guna untuk menyampaikan aspirasinya ke Kapolri.
Baca Juga: Gatot Tak Diizinkan Jenguk Petinggi KAMI yang Ditahan, Polisi: Masih dalam Pemeriksaan
Namun, aparat polisi menyampaikan jika sejak pandemi melanda Idham Azis tak pernah berkantor di Mabes Polri.
"Kami bersama dengan divisi-divisi yang ada atau komite-
komite yang ada ingin bertemu Kapolri, tapi dari jawaban tadi, Kapolri selama masaCovid ini lebih banyak tidak ada di kantor,” kata Ketua Komite Eksekutif KAMI, Ahmad Yani.
Mereka akhirnya memahami alasan aparat polisi dan langsung menyampaikan niat lainnya yakni ingin menjenguk tiga deklarator KAMI Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, dan Anton Permana yang ditahan di gedung Bareskrim.
Niatan penjengukan itu digawangi oleh Yani yang langsung mengurus administrasi.
Namun, rombongan itu kemudian dihalangi oleh polisi yang berjaga di gedung Bareskrim, hingga akhirnya terjadi adu mulut.
”Saya dengar, tapi tidak bisa,” kata aparat berbaju putih tersebut.
”Kami hanya mau menjenguk," kata salah satu loyalis KAMI.
"Saya tahu, saya polisi!" jawab aparat yang menjaga pintu masuk itu lagi dengan
nada keras.
Situasi yang kian memanas, Yani langsung mengambil alih keadaan dan mencoba menjelaskan maksud dan tujuan mereka.
Ia mencoba terus melobi para aparat untuk bisa bertemu dengan Syahganda Nainggolan hingga Jumhur Hidayat.
Polisi masih tetap bersikukuh untuk tetap melarang rombongan KAMI masuk.
Baca Juga: Bersyukur 8 Aktivis KAMI Ditangkap, Gatot: Mereka Semua Pejuang
Din Syamsuddin kemudian berusaha meredam loyalisnya dan meminta semua rekannya untuk tidak memaksa jika tidak diizinkan menjenguk oleh polisi.
"Sudah, sudah, kalau tidak diizinkan nggak usah dipaksa," kata Din kepada loyalis KAMI sembari meminta semuanya untuk keluar dan pulang.
Rombongan KAMI pun akhirnya meninggalkan lokasi tak terkecuali Gatot Nurmantyo.
Lebih lanjut, kepada wartawan Gatot mengaku tak tahu alasan kepolisian menolak untuk menjenguk rekannya di Mabes Polri.
"Tidak tahu [alasan ditolak], ya pokoknya tidak dapat izin. Ya, tidak masalah," ujar mantan Panglima TNI itu.
"Ya pulang lah masa mau tidur sini?" imbuhnya berseloroh kepada wartawan sembari berjalan menuju kendaraannya.
Disisi lain, Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Argo Yuwono menjelaskan alasan pihaknya tak mengizinkan rombongan KAMI menjenguk rekannya.
"Jadi begini, yang namanya orang mau menengok tersangka itu ada jadwalnya," kata Argo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/10).
Baca Juga: Gatot Nurmantyo Menilai Penangkapan Aktivis KAMI Tidak Lazim
Ketersediaan jadwal pun bukan jaminan Gatot cs bisa menjenguk anggota KAMI yang ditahan.
Apalagi, situasi kali ini sedang masih dalam tahap pemeriksaan.
"Apabila ada jadwalnya pun kalau masih dalam pemeriksaan juga tidak kita mengizinkan. Itu di sana, karena masih dalam pemeriksaan," sebut Argo.
Dirinya meminta semua pihak untuk bisa saling menghargai dan menegaskan penyidik masih bekerja memeriksa para anggota KAMI yang ditahan.
"Dan semuanya kita juga arus sama-sama saling menghargai bahwa penyidik juga masih bekerja masih memeriksa dan sebagainya. Tentunya kita tahu seperti itu," kata Argo.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gatot Nurmantyo Cs Cekcok dengan Polisi, Dilarang Jenguk Anggota KAMI yang Ditahan.