Gubernur Khofifah dan Kepala Perwakilan BI Jatim Difi Ahmad Johansyah saat membuka UMKM Virtual EXPO secara on line di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (16/10/2020). (
)
"Semua produk silahkan dilakukan ekspor. Misal ekspor peyek dan lodho silahkan saja selama menghasilkan devisa dan membuka lapangan kerja. Dengan adanya diaspora membuka potensi pasar yang sangat besar," ungkapnya.
UMKM diakui memiliki kontribusi besar dalam mendorong penciptaan lapangan pekerjaan, sekaligus mengurangi jumlah pengangguran dan penciptaan nilai tambah dalam PDB. Menurut data BPS, di Indonesia terdapat lebih dari 26 juta UMKM atau 98,68 % dari total usaha non pertanian. Dari sektor tersebut menyerap tenaga kerja sebanyak 59 juta orang atau 75,33 % dari total tenaga kerja non pertanian di Indonesia.
"Hal tersebut menggambarkan bahwa struktur ekonomi Indonesia mayoritas ditopang oleh kegiatan UMKM khususnya untuk mendorong aktivitas konsumsi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Dari sisi sektoral, mayoritas UMKM Indonesia merupakan pelaku usaha di sektor perdagangan besar dan eceran (46,40 %) , Penyediaan Makan Minum (16,99 %) dan Industri Pengolahan (16,68 %). Dengan kontribusi sebesar itu, sebagai upaya mendorong pertumbuhan UMKM maka faktor kualitas produk dan akses pasar harus diperhatikan.
"Hal tersebut juga sekaligus menjadi tantangan utama bagi UMKM untuk tumbuh dan berkembang," ungkapnya.