Banjarmasin, Sonora.ID - Semakin siang, suasana aksi unjuk rasa satu tahun kepemimpinan Jokowi - Ma'ruf Amin dan penolakan Undang-undang (UU) Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja jilid III, Selasa (20/10), semakin memanas.
Para demonstran pun semakin mendekat dengan aparat kepolisian, yang berjaga di depan gedung DPRD Kalimantan Selatan.
Meski kalah jumlah dengan aparat yang berjaga, namun keberanian mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi patut diacungi jempol.
Pihak kepolisian pun nampak tetap tenang menghadapi sikap para demonstran yang sedikit 'memancing', ditengah aksi unjuk rasa.
Baca Juga: Satu Tahun Jokowi-Ma'ruf, Ribuan Mahasiswa Kembali Demo di Istana
Para demonstran pun meminta, agar aparat kepolisian turut duduk bersama mereka, sembari menyampaikan aspirasi yang disampaikan.
Mereka menilai, penjagaan yang dilakukan aparat kepolisian terlalu berlebihan, jika hanya menghadapi jumlah demonstran yang sedikit.
Seperti diberitakan sebelumnya, tidak seperti 2 kali aksi sebelumnya, demonstrasi jilid 3 penolakan Omnibus Law Undang-undang Cipta di Banjarmasin, hanya diikuti oleh massa yang jumlahnya relatif kecil.
Bahkan massa aksi yang dimotori oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kalsel itu, jumlahnya lebih sedikit dibanding anggota polisi yang mengamankan jalannya aksi.
Perwakilan mahasiswa silih berganti berorasi di mimbar bebas yang digelar di Jalan Lambung Mangkurat, atau tepatnya di depan kediaman Danrem 101/Antasari yang berdampingan dengan Rumah Banjar (Kantor DPRD Kalsel).
Selain Omnibus Law yang kontroversial, para mahasiswa juga menyoroti janji-janji Presiden, Joko Widodo, dan wakil presiden, Ma'ruf Amin, yang banyak tidak terealisasi.