Menurutnya, pembangunan jembatan yang berbahan bambu hingga menghabiskan dana miliaran rupiah adalah hal yang tak masuk akal.
Dia menuturkan, secara kasat mata bisa diperkirakan jika anggaran yang dibutuhkan seharusnya hanya kisaran ratusan juta saja.
"Dana itu sudah sangat cukup dan jembatan yang dihasilkan pasti berkualitas. Kalau itu (Rp 1,2 miliar) tidak masuk akal, kalau saya hanya bahan bambu ratusan juta sudah cukup,” ucap Bukhori.
Kegagalan pembangunan Pemkot Surabaya dalam pembangunan bukan itu saja.
Baca Juga: Deklarasi Jogo Suroboyo Damai, Risma Minta Amankan Kampung & Pantau Anak-Anak
Pembangunan Jembatan Suroboyo di kawasan wisata Kenjeran juga tak disertai dengan DED yang matang.
Jembatan yang menghabiskan dana APBD Kota Surabaya hingga Rp 208 miliar itu saat ini sudah tutup dan tak berfungsi.
"Jembatan suroboyo itu juga, tiba-tiba dikerjakan begitu saja, DED-nya tidak ada, itu tidak bagus. Apalagi sekarang ditutup, tidak memberikan manfaat pada masyarakat sekitar, bahkan tidak ada efek ekonominya sama sekali," ujarnya.
Buchori membandingkan, seharusnya dana tersebut dipakai untuk kesejahteraan masyarakat karena manfaatnya akan lebih terasa oleh rakyat.
Selain itu, ada juga Terminal Kedung Cowek yang kondisinya sudah beberapa tahun mangkrak.
Baca Juga: Banjir Air Mata, Risma Pertemukan Pelajar yang Ikut Aksi Demo dengan Orang Tua