Sonora.ID - Tidak butuh modal besar, ternyata industri ekonomi kreatif berkontribusi besar pada perekonomian Indonesia.
Sumbangannya enggak main-main, mencapai 7,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
"Dari nilai 7,5% sumbangan sektor ekonomi kreatif, sekitar USD 20 miliar merupakan ekspor," ujar Direktur Hubungan Anterlembaga Kemenparekraf, K Candra Negara, saat interview menyambut Tahun Ekonomi Kreatif Internasional 2021 di program Motion Breakfast Motion Radio 97.5 FM Jakarta.
Baca Juga: Dana Hibah Untuk Pemkot Palembang Ditargetkan Cair Sebelum Penutupan Tahun
Menurut Candra, sekitar 17 juta penduduk Indonesia saat bekerja di sektor ekonomi kreatif, dengan 54,3 persennya adalah wanita.
"Tanpa disadari, Indonesia ternyata merupakan salah satu pemain industri kreatif yang penting di dunia. Posisi kita nomor tiga di bawah Amerika (12%) dan Korea Selatan (9%)," tambah Candra.
Terkait besarnya sumbangsih ekonomi kreatif untuk perekonomian Indonesia, pelaku ekonomi kreatif yang juga personil band Homogenic, Dina Deliyana, menyebut keberadaan Kemenparekraf secara ekosistem semakin mendorong ekonomi kreatif di Indonesia.
Baca Juga: Kemenparekraf Gelontorkan Dana Hibah Sebesar Rp 30,8 Miliar lepada Pemkot Palembang
"Jadi saat ini bukan hanya mengajak orang untuk menciptakan sesuatu karena kreatornya sudah banyak, tapi harus going further agar bisnis baru ini bisa lebih sustain, lebih mengglobal dan lebih terakselerasi lagi," ujar Dina yang saat ini menjabat sebagai Director of Business Incubator School of Business and Management ITB.
Di kesempatan yang sama, Direktur Perdagangan, Komoditas dan Kekayaan Intelektual Ditjen KS Multilateral Kementerian Luar Negeri, Hari Prabowo, menyebut ekonomi kreatif memiliki keunikan dibanding sektor industri lainnya.
"Jika sektor industri lain butuh modal dulu, sementara ekonomi kreatif yang penting kitanya kreatif dan inovatif, jadi tergantung pada diri kita sendiri dan kemauan," ujar Hari.
Baca Juga: Kemenparekraf Melatih Dan Membina Para Fotografer yang Terdampak Covid-19
Maka dari itu, di saat ekonomi sedang sulit karena pandemi COVID-19, sektor ekonomi kreatif diharapkan bisa berkontribusi untuk mendorong kembali aktivitas ekonomi yang terdampak oleh pandemi.
"Hampir semua pelaku ekonomi kreatif adalah UMKM, sehingga pengembangan ekraf ini benar-benar penting untuk mengurangi kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, tapi juga untuk mendorong inklusi sosial," tambah Hari.
Di Indonesia sendiri ada 17 subsektor ekonomi kreatif, meliputi aplikasi, games, arsitektur, desain interior, desain produk, desain komunikasi visual, film animasi dan video, fotografi, kerajinan tangan, seni pertunjukan, kuliner, musik, penerbitan, seni rupa, tv, dan radio.
Baca Juga: Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia Meninggal Dunia