Palembang, Sonora.ID – Sesuai dengan namanya, Komunitas Gabungan Pengusaha Handycraft Makanan & Minuman merupakan kumpulan pengusaha yang bergerak dibidang kerajinan tangan serta makanan dan minuman.
Ita Pulungan, salah satu pengurusnya dalam acara Bincang Komunitas (23/10/2020) mengatakan bahwa komunitas ini berusaha menyatukan pelaku UKM di Palembang dalam satu wadah agar bisa naik kelas dan mendapat informasi dari dinas – dinas.
”Kita melihat UKM berdiri sendiri, mereka tidak tahu cara meningkatkan usaha mereka, bagaimana mengurus perizinan, bagaimana ikut kegiatan kegiatan kedinasan, dengan bergabung ke komunitas orang lebih percaya produk kita, karena ada sertifikat dari BPOM, halal dan sebagainya,” ujarnya.
Baca Juga: MUI Palembang Minta Masyarakat Bersabar Tunggu Sertifikasi Halal Vaksin Covid-19
Nunung salah satu anggota menuturkan bahwa sebelum bergabung dirinya gelisah karena tidak ada wadah menampung keluhan keluhan saat menjalankan usaha.
”Tidak ada wadah, jadi semua kesulitan kita telan sendiri, setelah bergabung ada tempat berbagi dan bertukar ilmu,” ujarnya.
Ita mengatakan bahwa selama masa pandemi banyak muncul pengusaha baru terutama kuliner, mereka membutuhkan bimbingan agar usahanya lebih maju.
”Mereka kita rangkul, mereka masih buta tentang perizinan, sertifikat dari dinkes, BPOM dan sebagainya, ketika mereka memiliki perizinan maka mereka bisa lebih percaya diri memasarkan produk mereka, karena dari sisi kesehatan dan kebersihan terjamin,” ujarnya.
Nunung mengatakan bahwa dalam berbisnis yang paling utama dibutuhkan adalah memiliki value yang berbeda.
”Bisnis boleh sama, tapi apa pembedanya, dalam usaha kuliner value apa yang bisa diandalkan,” ujarnya.
Baca Juga: Pakar Minta Pemerintah Lebih Transparan Menyampaikan Informasi Vaksin Covid-19
Untuk bergabung dengan komunitas ini syaratnya mudah. Ita menjelaskan beberapa syarat untuk bergabung.
”Harus punya usaha, membayar biaya administrasi 60 ribu dan mengisi biodata, kemudahan yang diperoleh adalah kemudahan mengurus perizinan, biaya lebih murah karena kolektif dan lebih cepat,” ujar Ita.