Surabaya, Sonora.ID - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengingatkan dan meminta seluruh masyarakat Jatim untuk mewaspadai risiko penularan Covid-19 sepanjang libur panjang Maulid Nabi.
Hal ini karena penambahan kasus positif corona pasca libur panjang pernah terjadi pada libur lebaran dan juga libur panjang peringatan HUT RI pada Agusutus lalu.
Banyak warga yang liburan dengan mudik ke kampung halaman menjadi salah satu faktor munculnya klaster liburan dan juga klaster keluarga.
Baca Juga: Mencapai 377.541 Kasus, Antisipasi Kasus Covid-19 Saat Libur Panjang Akhir Bulan
Pemerintah telah menetapkan cuti bersama pada 28 dan 30 Oktober, berkaitan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada 29 Oktober 2020.
Diperkirakan, suasana libur cuti bersama berlanjut hingga 31 Oktober dan 1 November 2020 yang jatuh pada Sabtu dan Minggu. Dengan demikian, libur pada pekan depan sebanyak lima (5) hari.
Khofifah mengatakan, belajar dari pengalaman sebelumnya, libur panjang selalu berbuah lonjakan kasus, lantaran masih adanya perilaku warga yang mengabaikan protokol kesehatan saat bepergian ke tempat wisata memanfaatkan liburan.
Baca Juga: Pandemi Covid-19, Mahasiswa Kotamobagu Inovasi Minuman Kesehatan Kombucha
“Berwisata silakan, tetapi saat pandemi covid belum berhenti penyebarannya, maka sementara yang berwisata silahkan di tempat terbuka, yang lansia dan ada penyakit bawaan atau komorbid tolong sementara tetap di rumah saja. Saat ini berkat kepatuhan masyarakat Provinsi Jatim sudah makin melandai kasus covid-19. Jangan sampai usai liburan, angka positivity rate Jatim kembali melonjak. Tetap waspada dengan menerapkan ketat protokol kesehatan. Pandemi belum usai,” ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Senin (26/10/2020).
Khofifah mengungkapkan, Pemprov Jatim telah berkoordinasi dan meminta seluruh pengelola wisata, perhotelan dan restoran di Jatim untuk memperketat protokol kesehatan.
Libur panjang dan cuti bersama akhir Oktober ini, katanya, sangat rentan atau potensi kesalahan protokol kesehatan.
Baca Juga: Mencapai 377.541 Kasus, Antisipasi Kasus Covid-19 Saat Libur Panjang Akhir Bulan
Selain mewaspadai penularan Covid-19, ia juga meminta masyarakat mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor menjelang puncak musim hujan, mulai November 2020 hingga Maret 2021. Sedikitnya, terdapat 22 kabupaten/kota yang berstatus rawan bencana hidrometeorologi.
Dari 22 daerah itu, daerah rawan banjir umumnya didominasi oleh luapan sungai di sekitarnya. Seperti sungai Bengawan Solo yang luapannya bisa membanjiri wilayah Bojonegoro, Magetan, Madiun, Lamongan, Gresik, Ngawi, dan Tuban.
Kemudian potensi banjir akibat luapan sungai Berantas yakni Malang Raya, Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Probolinggo, Surabaya, Bondowoso, Lumajang, Banyuwangi, dan Jember. Sedangkan di Pasuruan, banjir berpotensi diakibatkan oleh luapan sungai Welang.
Demikian juga di Madura, beberapa daerah biasa terdampak luapan Sungai Kemuning. Bencana hidrometeorologi yang lain adalah longsor, yakni harus diwaspadai wilayah Jombang, Ponorogo, Kediri, Banyuwangi, Jember, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Malang, Batu, dan Pacitan. Daerah tersebut terdapat pegunungan dan bukit yang berpotensi longsor saat musim hujan.
Baca Juga: Selama Libur Panjang, Konsumsi BBM di Tol Trans Sumatera Meningkat