Sonora.ID - Kesuksesan sebuah perusahaan sangat bergantung dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di dalamnya.
Karena secanggih apapun teknologi yang digunakan untuk membantu pekerjaan manusia, tetap membutuhkan manusia yang berkualitas yang mengoperasikan teknologi terebut.
Public figure sekaligus pengusaha, Nafa Urbach menyatakan bahwa pada awal membangun sebuah perusahaan, dirinya kesulitan mendapatkan karyawan yang berkualitas.
Baca Juga: Universitas Halim Sanusi (UHS) Bandung Siap Cetak SDM dengan Soft Skill Khusus
Menurutnya, SDM di Indonesia memang tergolong banyak, namun yang memiliki kualitas tinggi dengan kepribadian yang baik masih sulit untuk ditemui.
“Aduh, mohon-mohon amat sangat, bagaimana cara memperbaiki SDM di Indonesia,” ungkapnya sambil geleng kepala mengingat pengalamannya tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Nafa juga menjabarkan beberapa faktor yang bisa menyebabkan SDM di Indonesia ketinggalan dengan SDM di luar negeri.
Baca Juga: Sempat Dihakimi karena Perceraian, Nafa Urbach: Aku Bisa Melayani Mereka
“Satu mereka enggak mengejar goals, mereka enggak punya bakti, enggak ada sopan santun. Mereka cenderung kerja untuk gaji,” sambungnya.
Dengan pola pikir demikian, cenderung karyawan tidak memberikan kinerja yang terbaik pada saat mengerjakan kewajibannya.
Etos kerja pun tidak menjadi hal yang diperhatikan, karena hanya sekadar untuk menerima gaji bulanan demi memenuhi kebutuhan hidup.
Baca Juga: Menjadi SDM yang Unggul dengan Memperhatikan Performance dan Attitude
“Beberapa yang aku wawancara, kamu bekerja untuk apa? Rata-rata mereka jawab untuk biaya hidup saja, itu kan alasan yang tidak bisa diterima oleh perusahaan. Karena masalah pribadi itu urusan kamu gitu,” tegasnya menambahkan.
Benar memang seorang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun jawaban tersebut memang sudah menjadi kewajiban as a person di rumah.
Namun, kalau pertanyaan tersebut sudah dilontarkan oleh pihak perusahaan, maka jawabannya sebaiknya tentang kualitas diri dan perusahaan tersebut.
“Harusnya, karena ingin mengembangkan kreativitas, mencari pengalaman, mengembangkan talenta, atau apa gitu,” jelasnya.
Baca Juga: Belajar dari TNI, Karyawan Baru Perlu Perhatikan 'Ransel' yang Dibawa